Minggu, 21 Desember 2014

22 DESEMBER 2014 - SUNGKEM IBU BUMI

SUNGKEM IBU BUMI
22 desember 1928 perempuan-perempuan indonesia melakukan peringatan hari ibu pertama kali di gedung jayadipura djogjakarta. terhitung sudah 86 tahun hari ibu selalu di peringati pada tanggal 28 desember hingga hari ini. Pada saat itu kongres wanita mengutamakan tentang peningkatan hak-hak wanita Indonesia di segala bidang. Termasuk bidang pendidikan, perekonomian, hukum dan masih banyak lagi. Tak hanya itu pada waktu itu para wanita juga ikut dalam memperjuangkan kemerdekaan dalam melawan penjajah.
Di sisi tengah pulau jawa di daerah pegunungan kendeng utara para perempuan-perempuan kendeng akan melakukan ritual peringatan hari ibu dan berterima kasih kepada ibu bumi yang selama ini selalu senantiasa menyusui dan melindungi masyarakat di pegunungan kendeng. beberapa perempuan-perempuan dari pati,rembang,blora,grobogan,kudus akan berkumpul memperingati hari ibu di hutan sonokeling desa gadudero kecamatan sukolilo kabupaten pati.
adapun beberapa agenda hari ibu yang akan di laksanakan para perempuan-perempuan penjaga kendeng adalah :
1. Penanaman pohon di pegunungan kendeng
2. Lesungan serempak sebagai wujud untuk mengingatkan kembali pentingnya pangan sebagai mati hidupnya suatu BANGSA
3. Ritual bersama di watu payung pertapan ibu kunthi ( perlu di ketahui ibu kunti adalah sosok orang yang melahirkan para ksatria pandawa dan sosok ibu yang teguh dalam mengayomi kawulo alit.
Acara akan di laksanakan tanggal 22 desember 2014 mulai jam 09.00 dengan harapan pegunungan kendeng tetap LESTARI !!!

CP : 085 627 40008

      :GUNARTI (085200117499)

      : SUKINAH (082329975823)


Sabtu, 22 November 2014

ruang belajar


HOMENASIONALNASIONAL
Pencuri Dalam Selimut dan Pembodohan ala Menteri Penerangan
HAMBA ALLAH
SABTU 21 JUNI 2014 | 15:29 WIB

Keterkaitan antara Militer, Mafia Perminyakan, dan Akun-Akun Penyebar Kebohongan

"Since Allah is the Truth of Life, seeking truth means seeking Allah." -Team Hamba Allah

(estimasi waktu membaca: 10-15 menit)

KATA SAMBUTAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH

Tulisan ini sudah dishare lebih dari 49.000 orang di Facebook, Adri Prakarsa "Nidji", Kill The DJ (Marzuki Mohamad), Superman is Dead, JFlow, Fadjroel Rachman, Ulin Yusron, M. Iqbal Lubekran (staf Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama), Ndorokakung (Wicaksono), Monstreza (Faizal Iskandar), Supermomo (Rama Baskoro), Badutromantis (Intan Anggita), Iman Brotoseno, Agus Noor, Rahung Nasution, Kemal Arsjad, Kristina "KD", Shafiq Pontoh, Anton DH Nugrahanto (Divisi Media Sosial Tim Pemenangan Nasional Joko Widodo-Jusuf Kalla), Nadine Alexandra Dewi Ames (Puteri Indonesia 2010, Miss Universe Indonesia 2011), dan masih banyak lagi di Twitter.

1. Tulisan ini sangat ditakutkan kubu Prahara, Muhammad Riza Chalid, Bambang Trihatmodjo, Hutomo Mandala Putra, Anthony Salim, Tomy Winata, Aburizal Bakrie, Probosutedjo, Bob Hasan, Mafia Berkeley pimpinan Pendiri Partai Soska Indonesia Raden Mas Soemitro Djojohadikoesoemo (priyayi yang dididik di Belanda), Yusril Ihza Mahendra, Fuad Bawazier, Ny Ani Yudhoyono, Nathaniel Rothschild "Zionis", dan Rob Allyn "George W. Bush" untuk diketahui orang banyak, khususnya yang tinggal di Sumatera Barat dan Jawa Barat.

2. Tulisan ini sangat membantu relawan Anies Baswedan-Dahlan Iskan-Joko Widodo-Tri Rismaharini-Billy Boen dalam memahami peta politik Indonesia yang "ujung-ujungnya duit" (/ “follow the money”) dan kami yakin suatu saat tulisan ini menyelamatkan Anda dan membantu Anda dalam mengasihi ummat.

Akhir kata, kami sadar bahwa tulisan ini tidak mungkin ada tanpa data dan bantuan dari Forum Studi Islam FEUI, Persekutuan Oikumene FEUI, Keluarga Umat Katolik Sivitas Akademika FEUI, Badan Otonom Economica FEUI, PO UI, KMK UI, SALAM UI, Masyarakat Desa Tulung Rejo Pare Kediri/"Kampung Inggris" (Smart, Elfast, Logico dan The Gravity), Team Pengajar pro bono Masjid Terminal Depok Program SBMPTN, Indonesia Mengajar, BTA Group (BTA 8 dan BTA 45), Open Government Indonesia, dan Indonesia Mengglobal. Oleh karena itu, kami ucapkan terima kasih dan tanpa mengulur waktu lebih banyak, kami ucapkan selamat menikmati.

TEASER (PENGGODA)









MILITER

"Indonesia constitutes the greatest prize in the Southeast Asian area." -Richard Nixon, "Asia After Vietnam", Foreign Affairs, October 1967, p. 111.



Sebagaimana yang kita ketahui bersama, usai Indonesia ditolak Amerika Serikat dalam pembelian alutsista di zaman Perang Dingin dan Dr. (HC) Ir. Soekarno (Pendiri Partai PNI) memutuskan untuk membeli alutsista dari Uni Soviet, terjadi tiga peristiwa yang amat penting di Indonesia yakni "pemberian" Supersemar kepada Letnan Jenderal Soeharto, pengeksekusian UU Penanaman Modal Asing oleh Pendiri Partai Soska Indonesia Raden Mas Soemitro Djojohadikoesoemo (priyayi yang dididik di Belanda), dan penguasaan Pertamina oleh militer. Oleh karena itu, kami sangat yakin bahwa orang tua Anda masih mengingat dengan baik siapa Direktur Utama Pertamina tahun 1968-1976. Iya benar. Letnan Jenderal Ibnu Sutowo yang tinggal persis di samping Jalan Cendana, Menteng.

 

Ia mulai aktif di dunia perminyakan sejak tahun 1956, resmi menjadi Direktur Utama Pertamina sejak tahun  1968, dan sudah memiliki simpanan pribadi sekurang-kurangnya US$ 226,2 juta pada tahun 1970. Tahun 1976, beliau diganti karena marak diberitakan soal korupsi dalam jumlah yang sangat besar. Korupsi ini membuat Pertamina berutang sebesar US$ 10,5 miliar atau 30% total output (PDB) Indonesia saat itu. Luar biasa bukan?

*Selingan: Sejak tahun 1970, Ibnu Sutowo sering berpergian ke New York Amerika Serikat dan sering menyuruh Bob Tutupoly datang ke New York untuk membawa rendang dan menyanyi di restoran termahal di New York yang di-booking secara penuh oleh Ibnu Sutowo.

*Selingan: Gaya hidup mewah Ibnu Sutowo dan keluarga yang lain dapat dilihat di internet. Salah satu contohnya ada di http://www.merdeka.com/peristiwa/gay...-keluarga.html

*Selingan: Ibnu Sutowo disebut Atmakusumah, Redaktur Pelaksana Harian Indonesia Raya (surat kabar yang paling keras menyoroti kebijakan-kebijakan Ibnu Sutowo saat itu), memegang kartu truf Letnan Jenderal Soeharto (mertua the American's fair-haired boy.)

*Selingan: Lima bulan setelah "pemberian" Supersemar, Ibnu Sutowo menandatangani perjanjian Production-Sharing Contract (PSC) dengan Independent Indonesian American Petroleum Company (IIAPCO), perusahaan yang amat sangat kecil, yang berkantor pusat di Delaware, Amerika Serikat. Menurut Greg Muttitt dalam Buku "A Game As Old As Empire: The Secret World of Economic Hit Men and the Web of Global Corruption" yang diterbitkan di Amerika Serikat, PSC Pertamina dengan IIAPCO tersebut merupakan PSC yang pertama di dunia dan menyebar dari Indonesia ke seluruh dunia. Namun menurut Muttitt, model PSC ini selalu melindungi perusahaan minyak asing dari gelombang pasang nasionalisasi dan memberikan perusahaan minyak asing kontrol penuh pengembangan dan dominasi keuntungan hingga saat ini. (Hal senada juga dikemukakan oleh konsultan manajemen syariah dan kontributor Jakarta Globe, Idries de Vries.)

*Selingan: Entah dimana hati nurani Ibnu Sutowo. Saat itu, Indonesia masih dilanda bencana kelaparan yang sangat besar. Namun karena cadangan devisa (/simpanan mata uang asing oleh Bank Indonesia) tak cukup untuk mengimpor bahan pangan, negara-negara sahabat terpaksa memberi bantuan pangan kepada Indonesia. Tak heran, tinggi rata-rata penduduk Indonesia (baik pria maupun wanita) jauh lebih rendah daripada tinggi rata-rata penduduk Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam, dan bahkan Kamboja.

  

Sayangnya, hingga detik ini ia tidak pernah diadili, keluarganya tetap tinggal di samping Keluarga Cendana dan masih saja kerap membuat ulah, seperti menipu Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin dan menipu Bank Indonesia.

*Selingan: Anak Ibnu Sutowo, Adiguna Sutowo, mendirikan PT Mugi Rekso Abadi (MRA) pada tahun 1993. MRA memiliki 35 anak perusahaan, antara lain: Hard Rock Café di Bali dan di Jakarta, Zoom Bar & Lounge, BC Bar, Cafe 21, Radio Hard Rock FM (Jakarta, Bandung, Bali), i-Radio, majalah Cosmopolitan, majalah FHM, Four Seasons Hotel dan Four Seasons Apartement di Bali, dealership Ferrari, Maserati, Mercedes Benz, Harley Davidson, Ducati, dan Bulgari.

*Selingan: Adiguna Sutowo dan istri gitaris Piyu "Padi" terlibat dalam penabrakan pagar rumah istri kedua Adiguna Sutowo.

*Selingan: Putra bungsu dari Adiguna Sutowo, Indraguna Sutowo (Pembalap), menikah dengan Dian Sastrowardoyo (lulusan Filsafat, mantan pacar anak pendiri Pemuda Pancasila) pada Mei 2010.

Titel Direktur Utama Pertamina boleh saja tidak lagi dipegang Ibnu Sutowo, namun kekuasaan militer pada sektor perminyakan tetap mendominasi hingga hari ini. (Direktur Utama Pertamina selanjutnya adalah Mayor Jenderal Piet Haryono, Mayor Jenderal Joedo Soembono, dan Mayor Jenderal Abdul Rachman Ramly) Maka, bukan suatu pemandangan yang langka di Indonesia, di samping kantor-kantor Pertamina terdapat markas-markas militer.

*Selingan: Usai reformasi 1998, KKN antara perminyakan dan militer tidak dapat dilenyapkan dan malah membantu militer berjaya kembali. Hal ini terwujud dengan penggunakan BIN dan TNI (termasuk di dalamnya Babinsa) untuk memenangkan Partai Demokrat di pemilu 2004, usai menantu Letnan Jenderal (Purn.) Sarwo Edhie Wibowo, Susilo Bambang Yudhoyono, menjabat sebagai Menteri ESDM di tahun 1999-2000. Bukti nyatanya adalah kehadiran petinggi-petinggi militer dalam jajaran tim sukses Jend. (Purn) SBY tahun 2004. Di antaranya adalah Sudi Silalahi (Sesmenko Polhukam waktu itu), Azis Ahmadi (sekretaris pribadi Menko Polhukam), Kolonel Kurdi Mustofa (Asisten Deputi Politik Dalam Negeri di Kemenko Polhukam), Mayor Jenderal Muhammad Yasin, dan Mayor Jenderal Setia Purwaka.

*Selingan: Hal di atas termasuk dalam lima pertanyaan yang diajukan Megawati Soekarnoputri sejak tahun 2006 yang hingga kini belum dijawab oleh SBY.

Untuk mengetahui seberapa seksinya perminyakan Indonesia, silakan cermati perhitungan KPK atas pemasukan potensial negara dari sektor perminyakan bila seluruh aktivitas mematuhi hukum (/tidak ada penyelundupan, penyuapan, gratifikasi, dan korupsi) Hasilnya adalah 20.000 triliun per tahun, 220% dari jumlah keseluruhan output (PDB) Indonesia per tahun 2013, atau 1.340% dari realisasi belanja negara tahun 2013.

*Fakta: Mahfud MD pernah menyebut Pertamina sebagai “sarang koruptor”.

*Fakta: Todung Mulya Lubis mengapresiasi keblak-blakan Jusuf Kalla yang mengangkat soal mafia migas untuk pertama kali di tataran nasional.

*Fakta: Dari tahun 2007 hingga tahun 2012, secara kasar terdapat kekurangan 654 triliun rupiah pada penerimaan negara bukan pajak (PNPB) migas di Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (Audited) bila PNPB migas dihitung sesuai Laporan Tahunan SKK Migas.

*Fakta: Karena perminyakan sangat-sangat menarik, tak heran kalau fokus KPK saat ini adalah membersihkan Kementerian ESDM dari koruptor-koruptor. Contoh-contohnya adalah memvonis mantan Kepala SKK Migas, Rudi Rubiandini (Alumni dan Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB), dengan hukuman 7 tahun penjara; menetapkan mantan Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Waryono Karno, sebagai tersangka; menetapkan Ketua Komisi VII (Energi Sumber Daya Mineral) DPR sekaligus Ketua DPP Partai Demokrat, Sutan Bhatoegana, sebagai tersangka; mencegah staf Menteri ESDM, I Gusti Putu Ade Pranjaya, untuk ke luar negeri; mencegah Direktur Utama PT Rajawali Swiber Cakrawala, Deni Karmaina (teman Edhie Baskoro Yudhoyono), untuk ke luar negeri; memanggil Triesnawati Wacik (istri Jero Wacik) dan Ayu Vibrasita (anak Jero Wacik) dan menetapkan Menteri ESDM dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Jero Wacik (Alumni ITB) sebagai tersangka.

*Fakta: UU No. 22 Tahun 2001 mencabut hak Pertamina sebagai satu-satunya pemegang kuasa migas negara dan memposisikan Pertamina hanya menjadi kontraktor yang harus bersaing tanpa keistimewaan apapun dengan kontraktor-kontraktor asing dan swasta yang sudah jauh lebih besar. UU ini dimotori oleh Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB, Menteri ESDM zaman Soeharto, Tersangka Mark-Up Kilang Balongan, Wakil Ketua MPR tahun 1999-2004, Fraksi Golkar), Arifin Panigoro "Medco Energy" (Alumni ITB, Anak Didik Kesayangan Ginandjar Kartasasmita, Partner Bisnis Hatta Rajasa, Sahabat alumni ITB Laksamana Sukardi tersangka kasus penjualan VLCC di bawah harga pasar, dan Pendiri Partai PDP yang dipecat Megawati Soekarnoputri), dan Fuad Bawazier (Dirjen Pajak dari tahun 1993 sampai tahun 1998, Menteri Keuangan tahun 1998, Penyalur uang Keluarga Cendana ke Poros Tengah dan Amien Rais, Anggota MPR-RI dari PAN tahun 1999-2004, Anggota DPR-RI dari PAN tahun 2004-2009, Satu dari Dua Calon Ketua Umum PAN tahun 2005-2010, dan Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Prabowo-Hatta)

*Fakta: Menurut dokumen USAID pada tahun 2002, USAID mengakui bahwa institusinya lah yang membuat draft/naskah akademis Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 dan memperlancar pengesahannya. [Bila ingin dicermati, Menteri ESDM saat pengajuan adalah Kuntoro Mangkusubroto (Alumni ITB), Menteri ESDM saat pembahasan adalah Jend. (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono, dan Menteri ESDM saat pengesahan adalah Purnomo Yusgiantoro (Alumni ITB).]

*Fakta: Menurut Prof. Sidharta Utama, C.F.A. (pakar tatakelola perusahaan/corporate governance ternama di Indonesia); ada fenomena pada perusahaan-perusahaan migas dan pertambangan di Indonesia yakni keberadaan anggota dewan direksi atau komisaris yang berlatar belakang militer, polisi, atau politikus.

*Fakta: Menurut David Ransom, warga negara Amerika Serikat lulusan Harvard, dalam laporannya di Majalah Ramparts Oktober 1970 dan di Buku "The Trojan Horse: A Radical Look at Foreign Aid" tahun 1974, pada awal tahun 1949, di sekolah yang didanai oleh Yayasan Ford, School of Advanced International Studies di Washington, Raden Mas Soemitro Djojohadikusumo menjelaskan bahwa Partai Soska Indonesia yang didirikannya bersama K.R.T. Soedjatmoko Mangoendiningrat bermazhabkan sosialisme yang memperbolehkan "free access" kepada sumberdaya alam Indonesia dan memberikan "sufficient incentives" untuk investasi korporasi asing. Tak heran, pada 17 Juli 2013 di Washington, ananda Hashim tanpa tedeng aling-aling mengakui ia seorang kapitalis, membenarkan bahwa Prabowo sangat pro-Amerika, dan mengatakan AS akan tetap menjadi partner yang istimewa di pemerintahan Gerindra.

*Selingan: Laporan David Ransom kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Koalisi Anti Utang (KAU) dan disebarluaskan pada tahun 2006.

*Fakta: Menurut majalah TIME tanggal 10 November 1967 dan dokumen Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia pada tahun 1969, pada tanggal 2-4 November 1967 Adam Malik, Sultan Hamengkubuwono IX (Triumvirat), Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan, Prof. Dr. Raden Mas Soemitro Djojohadikusumo, Prof. Dr. Moh. Sadli, dan Prof. Widjojo Nitisastro menemui "money kings" dalam acara "Indonesian Investment Conference: To Aid in the Rebuilding of a Nation" di Geneva, Swiss.

*Fakta: Menurut John Pilger (jurnalis investigatif kelahiran Australia dan warga negara Australia dan Inggris) dalam tulisan yang berjudul "Globalisation in Indonesia: Spoils of a Massacre" yang diterbitkan oleh Guardian pada 14 Juli 2001 dan buku yang berjudul "The New Rulers of the World" yang best-seller di Inggris pada tahun 2002,  para ekonom lulusan Universitas California, Berkeley menawarkan tenaga kerja murah yang melimpah di Indonesia dan David Rockefeller (presiden Chase Manhattan Bank dan anak pelopor bisnis minyak dunia dan pendiri kerajaan minyak Standard Oil yang lantas melahirkan perusahaan raksasa minyak Exxon dan Chevron, John D. Rockefeller, Jr.) memimpin sesi perencanaan infrastruktur hukum investasi di Indonesia dan pembagian sektor usaha. (Hal ini diamini oleh Bradley Simpsons dalam bukunya yang berjudul Economists with Guns: Authoritarian Development and U.S.-Indonesian Relations, 1960-1968 yang diterbitkan oleh Stanford University Press pada tahun 2008.)

*Fakta: Menurut John Perkins, konsultan ternama Parson Chas T. Main, Inc. (MAIN), dalam Buku "Confessions of an Economic Hit Man" yang diterbitkan pada Agustus 2004 dan menjadi New York Times Bestseller tahun itu; pertumbuhan yang berbasis PDomestikB (/jumlah keseluruhan output yang BERADA di Indonesia-baik yang dimiliki asing maupun yang dimiliki WNI-, bukan PNasionalB/jumlah keseluruhan output yang DIMILIKI Warga Negara Indonesia-baik yang berada di luar negeri maupun yang berada di dalam negeri-) sama sekali tidak menjamin apakah sesungguhnya ada pertumbuhan yang nyata pada pendapatan tiap warga negara Indonesia, sering sekali yang tumbuh malah pendapatan perusahaan asing atau hanya pendapatan segelintir pejabat negara saja. Tak heran, Amerika Serikat sendiri sekarang malah mengutamakan penggunaan indeks kesenjangan pendapatan dan tingkat pengangguran negaranya dalam meracik kebijakan fiskal dan moneter, alih-alih perubahan PDB dari tahun ke tahun.

*Selingan: Walaupun ditentang keras Prof. Sri-Edi Swasono (menantu pertama Bung Hatta, suami Prof. Meutia Hatta, dan Guru Besar Ekonomi Kerakyatan FEUI) karena dianggap mencuci otak dan menjauhkan mahasiswa FEUI dari amanah Pasal 33 UUD 1945; Prof. Sumitro Djojohadikusumo (besan Presiden Jenderal Besar Soeharto dan mertua Gubernur BI tahun 1993-1998 Sudrajad Djiwandono yang mengucurkan BLBI) tak pernah berhenti fanatik mengajarkan ICOR (Perubahan Savings dan Foreign Debt:Perubahan PDB) kepada mahasiswa-mahasiswa FEUI.

*Fakta: Menurut Dr. Hadi Soebadio dalam Buku "Hubungan Indonesia-Amerika Serikat Dasawarsa Ke II tahun 1955-1965" yang diterbitkan pada tahun 2005, Soekarno adalah penentang Nekolim (Neo Kolonialisme dan Imperialisme) dalam berbagai bentuk/"go to hell with your aid" dan bapak pendiri bangsa kita ini memandang bahwa Uni Soviet lebih bisa dipercaya ketimbang AS karena Uni Soviet belum pernah menjadi negara kolonial di luar negeri, sebaliknya Inggris dan Perancis adalah bekas negara-negara kolonial yang bersahabat dengan Amerika.

*Fakta: Menurut Jenderal (Purn.) Ryamizard Ryacudu/"Si Hadis" dalam bukunya yang berjudul "Bangsa Indonesia Terjebak Perang Modern" yang diterbitkan dua bulan sebelum ia diberhentikan SBY, penyelesaian konflik/separatisme daerah di Papua melibatkan Amerika Serikat.

*Fakta: Menurut profesor sejarah Universitas Amsterdam di Belanda, Prof. Frances Gouda, sejak tahun 1946, Washington mendukung Belanda dan kepemilikannya atas daerah-daerah jajahan melalui Marshall Plan, tidak mengakui nasionalisasi aset yang dilakukan kaum nasionalis Indonesia, dan diam-diam mengizinkan tentara Belanda untuk menggunakan peralatan militer AS. Tak heran, Soekarno melayangkan protes kepada Washington, yang menyatakan bahwa Belanda menyalahgunakan senjata, amunisi, dan baju seragam Amerika.

*Fakta: Menurut Ketua Dewan Koperasi Indonesia; Prof. Sri-Edi Swasono; Soekarno sangat menentang paham liberalisme dan bahkan, pada kuliah tahunan tahun 1958, beliau menegur BEM FEUI karena pandai mengutip Schumpeter dan Keynes tetapi melupakan literatur Marx.

*Fakta: Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 mewajibkan "Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.", bukan “...dipergunakan untuk sebesar-besarnya beberapa dinasti yang tindakannya berkontradiksi dengan ucapannya”, seperti yang dirasakan oleh penduduk Sumbawa dan penduduk Rusia.

MAFIA PERMINYAKAN

Foto: Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather”, Purnomo Yusgiantoro (Menteri ESDM selama 9 tahun, Golkar, Alumni ITB), dan Hatta Rajasa (Alumni ITB) pada acara pernikahan anak Muhammad Riza Chalid

Karena semua kalangan berpendidikan telah mengetahui mengenai Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” di Petral (Pertamina Energy Trading Limited), Hutomo Mandala Putra (Humpuss Group), Bambang Trihatmodjo (Bimantara Grup) (ipar-ipar salah satu capres), dan Hatta Rajasa dalam memaling uang rakyat dan hak rakyat di perminyakan, kami hanya akan memberikan sedikit generous clues for non engineering or economics graduates:

1. Fakta: Pada 9 Juni 2014, Koran “Jakarta Post” memuat wawancara dengan Hatta Rajasa. Hatta Rajasa mengakui bahwa ia telah bersahabat dengan Muhammad Riza Chalid (MRC) selama beberapa dekade, mengatakan bahwa MRC mempunyai bisnis impor minyak, dan mengatakan bahwa ia kenal MRC dan Haji Harris Efendi Thahir (Ketua Umum Majelis Dzikir SBY Nurussalam) dari Majelis Dzikir.

2. Fakta: Melihat sejarah Hatta Rajasa, ia dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sejak tahun 1980 bergabung dengan Medco Energy milik Arifin Panigoro (Alumni ITB dan Pendiri Partai PDP) di Singapura dan di Indonesia.  

3. Fakta: Tabloid "Politic" Edisi 15 di Bulan Mei 2012 memaparkan bahwa Muhammad Riza Chalid mempunyai bisnis impor minyak, mempunyai Kidzania (di Pacific Place, SCBD Tomy Winata), mendirikan Al-Jabr Islamic International School yang diresmikan oleh Menteri Agama Drs. H. Suryadharma Ali, M.Si., dan menempati rumah di Jalan Wijaya (di belakang Mabes Polri dan di kawasan SCBD Tomy Winata Bank Artha Graha).

4. Fakta: Pada Rabu, 2 Juli 2014, Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Prof. Dr. Emil Salim, Ph.D (keponakan Haji Agus Salim, Pendiri Partai PAN) menegaskan bahwa “R” adalah sahabat salah satu cawapres, R adalah keturunan Pakistan, R sangat ingin subsidi BBM tetap ada dan membesar karena akan semakin menguntungkan dirinya, dan terakhir kita membangun kilang penyulingan minyak (refinery) adalah pada sekitar zaman Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB).

5. Fakta: Nama Riza Chalid makin ramai disebut-sebut sejak pemberitaan bahwa Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan hendak membubarkan Petral karena disinyalir jadi sarang korupsi. Namun, belum tuntas rencana Dahlan Iskan membubarkan Petral, ia keburu dipanggil dan ditegur keras oleh Presiden Jenderal (Purn.) SBY dan Hatta Rajasa di depan Karen Agustiawan (Alumni ITB). Isu pembubaran Petral pun kembali menguap.

6. Fakta: Laporan Utama di Majalah GEO ENERGI Indonesia edisi Januari 2014: "Ambisi Pertamina buat (Si)apa?" yang ditulis oleh Sri Widodo Soetardjowijono, Ishak Pardosi, Amanda Puspita Sari, Faisal Ramadhan, dan Indra Maliara menguraikan bagaimana 60 persen anggota kabinet SBY berasal dari rekomendasi Riza Chalid (dimasukkan melalui Hatta Rajasa-untuk mengamankan bisnis minyak Riza Chalid) dan bagaimana pernikahan Edhie Baskoro Yudhoyono dan Siti Ruby Aliya Rajasa diyakini hampir seluruh elemen masyarakat Indonesia berfungsi untuk mempertebal dan mengembangkan dinasti Ny Ani Yudhoyono (anak Letjen Sarwo Edhie Wibowo) dan Hatta Rajasa di Indonesia.

7. Fakta: Dr. Theodorus M. Tuanakotta, S.E., M.B.A. (Mantan CEO Deloitte salah satu Big4 Kantor Akuntan Publik/Auditor Independen di dunia, MBA dari Harvard Business School, pendiri Ikatan Akuntan Indonesia – Seksi Akuntan Publik, Tenaga Ahli BPK dan KPK, penulis buku "Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif" dan "Mendeteksi Manipulasi Laporan Keuangan" yang sangat populer, penerima Satyalancana Wira Karya, dan anggota staf pengajar dan peneliti di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) menuturkan bahwa Hatta Rajasa memiliki influence amat sangat besar di Indonesia karena ia terlibat dengan Muhammad Riza Chalid "Gasoline Godfather" Pertamina Energy Trading Limited (Petral) di Singapura. Menurut Pak Theodorus, Riza Chalid menghasilkan US$ 3,153 juta per hari setara 37,845 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Impor 850rb barrel/hari x 80% Petral x 41,67% Riza Chalid x 159 liter/barrel x US$ 0,07 mark-up/liter x Rp12.000/US$), sementara keluarga Ani Yudhoyono mendapat US$ 0,5 per barrel dari minyak mentah dan minyak olahan baik yang diimpor maupun yang diekspor setara 8,522 miliar rupiah per hari (Kalkulasi: Minyak Mentah [Ekspor 13.017.000 ton/tahun + Impor 16.015.600 ton/tahun = 29.032.600 ton/tahun * 7,418 barrel/ton = 215.363.826,8 barrel/tahun] + Minyak Olahan [Ekspor 5.914.700 ton/tahun + Impor 29.612.100 ton/tahun = 35.526.800 ton/tahun * 8,53 barrel/ton = 303.043.604 barrel/tahun] = 518.407.430,8 barrel/tahun * US$ 0,5/barrel = US$ 259.203.715,4/tahun * Kurs Rp12.000/US$ = Rp3.110.444.584.800/tahun = Rp8.521.765.985,75/hari.) (Hal senada juga dipublikasikan oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian dan Menteri Keuangan di zaman kyai haji yang gemar membaca, Dr. Rizal Ramli, Ph.D.; Guru Besar Manajemen UI, Prof. Rhenald Kasali, S.E., M.Sc., Ph.D.; peneliti PPE FEB UMS, Dr. Daryono Soebagyo, M.Ec.; peneliti senior Indonesian Resources Studies, Ir. Samsul Hilal, M.S.E.; dan Direktur Eksekutif Indonesia Mining and Energy Studies, Erwin Usman.)



Foto: Muhammad Riza Chalid "Gasoline Godfather" dan Wakil Ketua Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Letjen TNI (Purn) Burhanuddin di Rumah Polonia

Utama: Permainan antara Muhammad Riza Chalid “Gasoline Godfather” di Petral dan Hatta Rajasa

*Fakta: Trend pendidikan S1 Direktur Utama Pertamina akhir-akhir ini (Martiono Hadianto, Baihaki Hakim, Ariffi Nawawi, dan Karen Agustiawan) adalah Teknik ITB dan Hatta Rajasa (besan Ani Yudhoyono) berasal dari S1 Teknik Perminyakan ITB.

*Fakta: Pada 11 Februari 2014, Wakil Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), M. Fanshurullah Asa, kembali menegaskan fakta bahwa Indonesia mengimpor BBM dari Singapura, negara yang tidak ada eksplorasi (pencarian) dan eksploitasi (produksi) minyak.

*Fakta: Walaupun Singapura tidak memiliki sumur minyak, kapasitas penyulingan minyak (refinery) di Singapura adalah 1,4 juta barrel/hari, sedangkan kapasitas di Indonesia hanya 1,1 juta barrel/hari.

*Fakta: Majalah Intelijen edisi 5-18 November 2009 mengulas mengenai perusahaan induk Riza Chalid, Petral dan Global Energy Resources, dan anak-anak perusahaannya Supreme Energy, Orion Oil, Paramount Petro, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum di British Virgin Island dan kongsi bisnisnya yang bersifat tidak transparan dengan Pertamina.

*Fakta: Pada unjuk rasa di depan Gedung KPK pada Selasa, 3 Juni 2014 , Direktur Riset Badan Pemerhati (BP) Migas, Syafti Hidayat; Koordinator Jaringan Aksi Mahasiswa (JAM) Indonesia, Anyonk Latupono; dan Koordinator Lapangan Koalisi Mahasiswa Jakarta (KMJ), Saefullah Muhammad menuntut KPK memeriksa Hatta Rajasa atas perannya sebagai mafia migas.

*Fakta: Pada Senin 16 Juni 2014, Direktur Pengolahan Solidaritas Kerakyatan Khusus (SKK) Migas, Ferdinand Hutahayan, telah melaporkan Hatta Rajasa kepada KPK dan menyampaikan bukti-bukti yang dimilikinya. Lebih jauh, Ferdinand mengatakan mafia perminyakan meraup untung sedikitnya Rp 100 miliar per hari atau Rp 36 triliun per tahun.

*Fakta: Pada Kamis 3 Juli 2014, ratusan massa Aliansi Zatapi SP3 mengadakan aksi teatrikal di Bundaran HI dan demo di depan Kantor Kemenko Perekonomian dan Kantor Kementerian BUMN menuntut pembubaran Petral karena melakukan mark-up paling sedikit US$ 5 per barrel.

*Fakta: Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A.; Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Komaruddin Hidayat; tokoh NU Dr. (H.C.) K.H. Salahuddin Wahid; K.H. Hasyim Muzadi; menantu Bung Hatta, Prof. Sri-Edi Swasono; Kepala Pusat Studi Ekonomi Pancasila UGM, Dr. Revrisond Baswir; Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE), Dr. Hendri Saparini, Ph.D; Menteri Koordinator bidang Perekonomian di zaman kyai haji yang gemar membaca, Kwik Kian Gie; dan Rektor IBII, Anthony Budiawan mengatakan ada pemberian 85% pengelolaan (eksplorasi dan eksploitasi) migas Indonesia kepada asing secara transaksional dan Indoktrinasi & Brainwashing dalam pembelian BBM yang menggunakan harga NYMEX.

*Fakta: Pada tahun 2012, secara kasar Pertamina lebih bayar US$ 2,869 miliar atau setara 34,4 triliun rupiah atas BBM impor. (Kalkulasi: [{Impor Hasil Minyak dan Lainnya US$ 28.495.656.000 - Impor Gas Bumi US$ 839.489.000}/Impor Produk Kilang dan Pembelian Domestik Pertamina 226.470.000 barrel = US$ 122,12/barrel - Harga Rata-Rata Minyak OPEC pada Tahun 2012 US$ 109,45/barrel = Selisih US$ 12,67/barrel] x Impor Produk Kilang dan Pembelian Domestik 226.470.000 barrel.) Asumsi: Kuantitas yang diimpor tiap hari sama sepanjang tahun dan kurs Rp12.000/US$). Ke depannya, kami sarankan audit working papers/audit files seluruh BUMN, seperti Pertamina, dapat dibaca oleh seluruh pembayar pajak/WNI.

*Fakta: Silakan melihat laporan keuangan Pertamina bagian Opini Auditor Independen PricewaterhouseCoopers, Petral di Singapura yang notabene berperan sangat penting bagi kita, negara raksasa pengimpor minyak, malahan tidak diaudit oleh PwC sendiri dengan alasan aset lancar (kas, piutang, dsb) dan aset tetap (bangunan, dsb)-nya kecil. Padahal dengan diauditnya Petral oleh PwC sendiri, mungkin dapat mengungkap kecurigaan harga beli BBM yang sesungguhnya yang selama ini memberatkan pos belanja negara sekali pakai habis/mengikat (subsidi).

*Fakta: Banyak kegeraman warga di twitter, facebook, dan instagram yang intinya menceritakan ambisi menggebu-gebu Muhammad Riza Chalid agar Hatta Rajasa menjadi orang nomor 1 di negeri ini. Dimulai dari Riza Chalid berusaha sangat keras untuk mencomblangi Joko Widodo dengan Hatta Rajasa. Salah satunya adalah dengan mendorong Amien Rais (sahabat karib Fuad Bawazier) untuk menyuarakan duet Joko Widodo-Hatta Rajasa dari jauh-jauh hari, membuat team desain untuk membuat gambar-gambar “JKW-HR” untuk di BBM, Twitter, Facebook, dan spanduk; dan bahkan, usai pileg, Riza Chalid dan Hatta Rajasa mendatangi pemenang Bung Hatta Anti-Corruption Award untuk mengajukan dana kampanye tidak terbatas dengan ganti Hatta Rajasa menjadi wakil dirinya dan platform pengelolaan Sumber Daya Alam akan diatur oleh PAN.

Tentu saja, hal ini ditolak mentah-mentah oleh Jokowi dan mereka pun terpaksa menciptakan duet dadakan Prabowo-Hatta dengan mahar 10 triliun. (Berbanding terbalik dengan Jokowi, Prabowo yang megap-megap keuangannya menerima duet dan uang ini). Usai transaksi tersebut, Bos Petral yang merugikan negara 75 triliun per tahun ini kemudian membeli rumah Yurike Sanger, istri ketujuh Soekarno, untuk memberi kesan Sukarnois melalui Haji Harris Efendi Thahir (Ketua Umum Majelis Dzikir SBY Nurussalam). Dalam menjaga investasinya, Riza Chalid rutin mengunjungi Rumah Polonia, membiayai tabloid “Obor Rakyat” yang dipimpin Asisten Staf Khusus Presiden Setyardi Boediono (penulis buku “Hanya Fitnah dan Cari Sensasi, George Revisi Buku” atau buku tandingan "Membongkar Gurita Cikeas" pada tahun 2009) dan Muchlis Hasyim Jahya (CEO Inilah Group [http://www.inilah.com, http://www.inilahjabar.com dan Inilah Koran]), dan, bersama dengan Hatta Rajasa, menghalalkan segala cara untuk memenangi pilpres ini. Salah satu bentuk penghalalan segala cara yang dapat memicu Allah murka adalah menghilangkan makna suci “Perang Badar”, menggaet Pemuda Pancasila FPI FBR, mencuri start dengan memaparkan visi-misi di tvOne milik Aburizal Bakrie, membentuk laskar cyber bayaran yang memelintir berita buruk tentang Prabowo dan Hatta Rajasa menjadi baik dan melancarkan kampanye jahat kepada Jokowi, mencoba menipu mereka yang tidak mempunyai akses internet yang memadai dengan berbagai kampanye hitam, membuat surat palsu pemanggilan Jokowi terkait Bus TransJakarta yang dibuat oleh Edgar S. Jonathan (Ketua Tunas Indonesia Raya yang dekat dengan CameoProject saat membuat flashmob baju kotak-kotak untuk kampanye Basuki-Jokowi di tahun 2012), melalui Progres 98 pimpinan Faizal Assegaf mencatut nama KPK untuk memfitnah dengan isu transkrip palsu dan kepemilikan rekening di Bank Shangai (yang sudah dituntut oleh KPK, Jaksa Agung, dan Megawati), menggunakan politik uang, menyulut emosi Pancasilais PDI-Perjuangan dengan mengatakan PDI-Perjuangan adalah jiplakan PKI melalui tvOne milik Aburizal Bakrie (Update: tvOne sudah minta maaf), mengganggu konsentrasi Jusuf Kalla sepanjang debat cawapres yang disiarkan di RCTI, Global TV dan MNC TV milik Hary Tanoesoedibjo dan Bambang Trihatmodjo yang ditonton oleh ratusan juta penduduk Indonesia, melarang moderator debat keempat Dwikorita Karnawati (Wakil Rektor UGM) melihat ke arah calon-calon menteri Prahara dan hadirin di belakang dirinya, dan Hatta Rajasa tidak dapat menahan senyum ketika menikmati hal ini. Tindakan-tindakan tidak beradab calon menteri-menteri Prahara (duduk di belakang Hatta Rajasa) dan hadirin (di belakang moderator) ini sungguh tidak pantas ada di depan mata Allah dan di negeri ini.

*Kabar belum terkonfirmasi: Simson Panjaitan yang berlatar belakang hukum dan minim pengalaman ditempatkan menjadi kepala keuangan (Head of Finance) di Petral.

*Kabar belum terkonfirmasi: Wijasih Cahyasari “Wiwiek”, kakak Ani Yudhoyono, pernah menerima US$ 400 ribu dari Riza Chalid sebagai ganti Riza Chalid membatalkan pertemuan Wiwiek dan Dirut Petral Nawazier.

*Kabar belum terkonfirmasi: Ari Soemarno (Alumni RWTH Aachen, Jerman) diberhentikan usai menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina tahun 2006-2009 karena berhasil membentuk Integrated Supply Chain (ISC) untuk pembelian tender impor yang fair, ingin memindahkan Petral dari Singapura ke Batam, dan dikhawatirkan dekat dengan Megawati seperti adiknya, Rini Mariani Soemarno (Menperin tahun 2001-2004).

*Selingan: Walaupun diberi jabatan Menteri Koodinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa dianggap sangat tidak mengerti ekonomi dan sering menjadi bahan tertawaan oleh Chatib Basri, Faisal Basri, Darmin Nasution, Fauziah Zen, Telisa Falianty, Lana Soelistianingsih, Mawar I. R. Napitupulu, dan hampir seluruh dosen yang mengajar di FEUI. Satu dari sekian banyak contoh yang mudah adalah ucapan Hatta Rajasa pada tahun 2010 yang menargetkan PDB Nominal mencapai angka Rp 10.000 triliun per tahun 2014. Pak Chatib Basri (sebelum terpilih jadi menteri) mengatakan "Menko Ekuin kalian sekarang tol*l banget tuh.. Masa' menggunakan PDB Nominal sebagai target.. Kalau saya jadi dia sih, gampang saja, saya naikan saja inflasi dua kali lipat." Hal ini sontak disambut tawa menggelegar satu kelas besar. Bagaimana mungkin seorang menko ekuin tidak mengetahui perbedaan antara PDB Nominal dan PDB Riil (yang sudah di-adjust dengan inflasi/kenaikan harga); sesuatu yang telah diajarkan di Pengantar Ekonomi 1.

 

Utama: Keburukan Setahun sebelum Pilpres

*Fakta: Pada Maret 2013, Hatta Rajasa, Wakil Menteri ESDM, dan Karen Agustiawan berangkat ke Irak untuk membeli ConocoPhillips Algeria Ltd dengan harga US$ 1,75 miliar yang diklaim Pertamina menghasilkan 23.000 barrel per hari. Di lain sisi, Reuters mengatakan net carrying value ConocoPhillips Algeria Ltd hanyalah US$ 850 juta dan rata-rata produksinya hanya 11.000 barrel per hari. Maka bila kita hitung, terdapat kelebihan bayar US$ 900 juta atau setara 10,8 triliun rupiah (kurs Rp12.000/US$) dan selisih produksi 12.000 barrel per hari. Kemana larinya?

*Fakta: Pada Senin 9 Desember 2013, bersamaan dengan tragedi tabrakan KRL dan mobil tangki Pertamina di Bintaro, Pertamina melakukan ground breaking proyek pembangunan Pertamina Energy Tower setinggi 99 lantai dengan total biaya lebih dari US$ 850 juta atau 10,2 triliun rupiah (kurs Rp12.000/US$). Dalihnya adalah untuk menyaingi gedung Petronas setinggi 88 lantai.

*Fakta: Ari Soemarno (mantan Direktur Utama Pertamina, alumni RWTH Aachen Jerman) sangat tidak setuju tindakan Pertamina untuk membangun gedung yang menyaingi tinggi gedung Petronas bila 70 persen pendapatan Pertamina masih berasal dari penjualan BBM Bersubsidi. Lebih jauh, Direktur Eksekutif Indonesia Energi Monitoring, Zuli Hendriyanto, juga sependapat dan menyarankan agar Pertamina fokus memperbaiki kondisi internalnya terlebih dahulu.

*Fakta: Realisasi subsidi BBM tahun 2013 adalah 210 triliun rupiah (49% untuk mobil pribadi), sementara dividen Pertamina kepada Pemerintah Indonesia untuk tahun buku 2013 hanyalah 4,5%-nya (atau 9,5 triliun rupiah). Sedangkan, dividen Petronas kepada Pemerintah Malaysia untuk tahun buku 2013 adalah 101 triliun rupiah.

*Fakta: Kalangan akuntan publik/auditor independen tergelak terbahak-bahak usai melihat iklan-iklan pembodohan masyarakat khas Pertamina di Koran KOMPAS dan lain-lain atas "keberhasilan perusahaan" masuk Fortune 500 (500 perusahaan terbesar dari segi pendapatan, bukan laba bersih yang sudah dikurangi beban operasi) kendati Pertamina masih mendapat bantuan subsidi dari pemerintah dan tidak seefisien Shell, Total, dan Petronas.

Utama: Permainan oleh Keluarga Ani Yudhoyono dan Partai Demokrat

*Fakta: Hatta Rajasa dan Marzuki Alie (Wakil Ketua Umum Majelis Tinggi Partai Demokrat, Ketua DPR tahun 2009-sekarang) lahir dan dibesarkan di Palembang.

*Fakta: Usai Purnomo Yusgiantoro (Golkar, Alumni ITB) menjabat sebagai Menteri ESDM selama 9 tahun, ia langsung digantikan dengan pendiri dan anggota Dewan Pembina Partai Demokrat (Darwin Zahedy Saleh) selama dua tahun dan, kemudian, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat dan Alumni ITB (Jero Wacik) sampai sekarang.

*Fakta: Menurut buku "Cikeas Kian Menggurita" yang ditulis George Junus Aditjondro dan diterbitkan Galang Press, keluarga Ani Yudhoyono terlibat dalam sindikat mafia perminyakan guna menambah kekayaan dan kekuasaan. Untuk memastikan ini, silakan Anda mencari tahu alasan di balik grasi Schapelle Leigh Corby (Warga Negara Australia), usai santer diberitakan penyadapan Australia memperoleh bukti-bukti bahwa keluarga besar Ani Yudhoyono, khususnya Erwin Sudjono (kakak ipar Ani Yudhoyono), sangat aktif dalam mafia perminyakan.

Foto: Erwin Sudjono, mantan Pangkostrad (kakak ipar Ani Yudhoyono, suami Wiwiek)



Foto: Gatot Mudiantoro Suwondo, CEO Bank BNI (adik ipar Ani Yudhoyono) 

 

Utama: Penistaan Rasa Keadilan oleh Keluarga Jend. Besar (Purn.) Soeharto dan Keluarga Ani Yudhoyono kepada Masyarakat Indonesia

*Fakta: Selain kasus Ibnu Sutowo dan Rudi Rubiandini, sangat banyak sekali kasus di Kementerian ESDM yang merobek-robek rasa keadilan masyarakat Indonesia. Sedikit dari sekian banyak kasus yang dibiarkan pemerintah Orba dan “Orba bungkus baru” adalah Production Sharing Contract sejak "pemberian" Supersemar, Triton (perusahaan Perancis) tahun 1989, Depo Balaraja sejak tahun 1996, Mark-Up di Kilang Balongan sejak tahun 1998 oleh Marsekal Madya (Purn.) Ginandjar Kartasasmita (Alumni ITB), Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 yang melepas hak Pertamina sebagai pemegang kuasa pengelolaan migas negara dan memposisikan Pertamina tak jauh berbeda dari kontraktor swasta, Petral dan Credit Suisse Singapura di tahun 2002, penjualan VLCC di bawah harga pasar oleh Laksamana Sukardi (Alumni ITB, Sahabat Arifin Panigoro “Medco Energy”, Pendiri Partai PDP yang dipecat Megawati Soekarnoputri) di bulan Juni tahun 2004, perjanjian sewa tanker Humpuss Intermoda (perusahaan Tommy Soeharto) untuk tahun 1990-2009 dan 2009-2014, impor minyak Zatapi di tahun 2008, dan kelebihan Cost Recovery kepada Chevron di tahun 2012.

*Fakta: Dari tahun 2004 hingga tahun 2012, terdapat inkonsistensi data produksi minyak antara di SKK Migas dan di Kementerian ESDM.

*Fakta: Dari tahun 2002 hingga tahun 2012, trend jumlah lifting (produksi) minyak kita terus menurun namun trend cost recovery kita terus menanjak.

*Fakta: Negara superpower Amerika Serikat yang terunggul dalam penyadapan pun kewalahan dengan inkonsistensi data statistik perminyakan di negara kita. Hal ini dinyatakan secara gamblang oleh AS dalam pembukaan laporan 2005-2006 dan pembukaan laporan 2007-2008.

*Fakta: Defisit (/produksi dikurang konsumsi) minyak dimulai sejak awal pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tahun 2004. Kala itu defisitnya 3,8 miliar dollar AS. Selama dua periode pemerintahan Yudhoyono, defisitnya sudah meroket lebih dari tujuh kali lipat.

*Fakta: Usai kedatangan Obama ke Indonesia pada 9-10 November 2010, suami Ani Yudhoyono menyerahkan Lapangan Banyu Urip Blok Cepu di Bojonegoro, Jawa Timur yang memiliki kandungan minyak terbesar di dunia (produksi harian 30 ribu barrel, cadangan minyak 450 juta barrel) kepada Mobil Cepu Ltd. (MCL), anak perusahaan Exxon Mobil Corporation. Satu-satunya alasan yang masuk akal bagi kami adalah penyadapan Amerika telah berhasil menemukan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh keluarga Ani Yudhoyono dan menggunakannya dalam tawar-menawar (bargaining).

*Selingan: Menurut artikel di International Herald Tribune New York Times tanggal 8 Agustus 2003 yang ditulis oleh pendiri dan ketua Business Executives for National Security, saat masih menjabat sebagai Menko Polhukam, Jenderal (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan "I love the United States, with all its faults. I consider it my second country."

*Fakta: Sepanjang tahun 2013, Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB) dan Serikat Pekerja Pertamina PWK (SPP PWK) mendemo Menteri ESDM Jero Wacik (Sekretaris Jenderal Majelis Tinggi Partai Demokrat, Alumni ITB) dan Kepala SKK Migas Rubi Rudiandini (Alumni dan Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB) yang terus-menerus mengatakan Pertamina tidak mampu mengelola Blok Mahakam, memprotes mengapa Pertamina hanya mengelola 15 persen sektor migas Indonesia dan selebihnya dikelola oleh asing, dan mengecam penyerahan KSO Pertamina kepada perusahaan China.

AKUN-AKUN PENYEBAR KEBOHONGAN DAN PEMBENTUK OPINI

1. FPI dibentuk oleh pensiunan militer sebagai attack dog yang memisahkan militer dan polisi dari tuduhan pelanggaran HAM. (Lihat dokumen-dokumen Wikileaks) Di samping itu, ingat saat tahun 1998, selain militer, ada unsur lain yang melakukan kekerasan terhadap mahasiswa dengan senjata-senjata yang tak lazim dengan pakaian-pakaian menyerupai santri-santri. Tak hanya sampai di situ, Pemuda Pancasila yang diboyong ke dalam tim kampanye Prabowo-Hatta untuk memikat korban utang luar negeri zaman Soeharto rupa-rupanya juga digunakan untuk membuat bangsa Indonesia pucat pasi, teringat akan The Act of Killing, kebiadaban peristiwa kerusuhan 13-15 Mei 1998, dan perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

*Japto Soerjosoemarno (Keturunan Yahudi, anak Mayor Jenderal (Purn.) Soetarjo Soerjosoemarno, Pendiri dan Ketua Umum Pemuda Pancasila, dan Ketua Geng 234SC);

*Yorrys Raweyai/Thung Hok Liong (Berasal dari Papua, Ketua Pemuda Pancasila, Politisi Golkar, Anggota 9 Naga, dan Anggota Komisi I DPR RI);

*Tomy Winata/Oe Suat Hong (Pemilik Bank Artha Graha, Mal Artha Gading, Mangga Dua Square, Hotel Borobudur dan Electronic City, Anggota 9 Naga, Pemilik tempat judi di ITC Mangga Dua, Pemilik Pulau Pantara, Pulau Sebaru, dan Pulau Matahari di Kepulauan Seribu, Pendiri Satelindo, Sahabat Tommy Soeharto, Agen Amerika Serikat dan Taiwan, Pemodal FPI, Pengguling Megawati Soekarnoputri dari kursi kepresidenan, Penyedia tempat di tahun 2001 saat SBY pertama kali mengutarakan keinginannya untuk maju sebagai presiden, dan Pemberi dana kepada Partai Demokrat);

*Sugianto Kusuma/Aguan (Mengenalkan Tomy Winata kepada Yayasan Kartika Eka Paksi sewaktu dipimpin Jenderal Edi Sudradjat, Senior Tomy Winata, Komisaris Utama Bank Artha Graha, bersama TB Silalahi dan Tomy Winata menjabat sebagai Komisaris PT Jakarta International Hotel & Development, Tbk., Anggota 9 Naga, Agen Amerika Serikat dan Taiwan, Pemberi dana kepada Partai Demokrat, dan Pemilik Agung Sedayu Grup);

*Mayor Jenderal (Purn.) TB Silalahi/Tiopan Bernhard Silalahi (Pernah ditugaskan di Papua dan membantu Tomy Winata di Yayasan Kartika Eka Paksi, Bapak angkat Tomy Winata, Komisaris Bank Artha Graha, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 1993-1998, Penyalur uang Tommy Winata kepada Presiden SBY, Ketua Dewan Pengawas Partai Demokrat, Anggota Dewan Majelis Tinggi Partai Demokrat, dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden);

*Rudi Raja Mas (Pengelola kasino di Pulau Ayer Kepulauan Seribu, Pengelola berbagai tempat judi di Mangga Dua dan Glodok, Penggandeng FPI, dan Musuh Basuki Tjahaja Purnama karena menolak penutupan Diskotek Stadium);

*Abraham "Lulung" Lunggana (Preman Tanah Abang dan Pemilik Ratusan Kios di Tanah Abang, Pelindung Tomy Winata, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang kalah melawan Basuki Tjahaja Purnama, dan Ketua DPW PPP DKI Jakarta yang membawa Lamborghini);

*Eggi Sudjana (Sahabat Habib Rizieq FPI yang bermarkas di Petamburan Tanah Abang, Kuasa Hukum Bupati Garut Aceng Fikri yang memperingatkan akan kerusuhan, Ketua Tim Pengacara eks Kadishub DKI Udar Pristono yang tersangkut kasus korupsi bus TransJakarta, dan Ketua Tim Advokasi Pemenangan Prabowo-Hatta yang disemprot Ketua DKPP Jimly Asshiddique karena memanggilnya dengan sebutan "Abang"); dan

*Fuad Bawazier (Pendiri Al-Irsyad, Dirjen Pajak dari tahun 1993 sampai tahun 1998, Menteri Keuangan tahun 1998, Komisaris Utama Satelindo, Penyalur uang Keluarga Cendana ke Poros Tengah yang bersama Arifin Panigoro "Medco Energy" menjatuhkan Gus Dur, Sahabat karib Amien Rais, Anggota MPR-RI dari PAN tahun 1999-2004, Calon Ketua Umum PAN tahun 2005-2010, Anggota DPR-RI dari PAN tahun 2004-2009, dan Anggota Dewan Pakar Tim Kampanye Prabowo-Hatta)

2. Triomacan2000 (Syahganda Nainggolan [dulu Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa, sekarang Direktur Penggalangan Relawan Tim Sukses Prabowo-Hatta Rajasa], Abdul Rasyid [Staf Ahli Menko Ekuin Hatta Rajasa], dan Raden Nuh) selalu melindungi dan memuja setinggi langit Hatta Rajasa, besan Ani Yudhoyono.

*Selingan: Putra sulung Hatta Rajasa, Ihsan Rajasa (pengusaha minyak), dicerai istrinya, Kusuma Anggraini "Ninik" (cucu kesayangan Mooryati Soedibyo) karena Ihsan tidak setia. Dikabarkan pula, Ihsan gemar show-off (pamer) berselingkuh di depan istrinya dan tak jarang melakukan KDRT usai mengonsumsi narkoba.

 

Lantas, apakah Anda sekeluarga tahan melihat dan mendengar keluarga Soeharto dan keluarga Ani Yudhoyono pura-pura berbelas kasihan; menginginkan mereka makin mencekik setiap sendi kehidupan;  dan merindukan kegelisahan akan Hak Asasi Manusia Anda sekeluarga?

JAWABAN ATAS DOA KITA

"Setahun pertama kita selesaikan mafia perminyakan." tegas Jusuf Kalla pada Dialog KADIN, 20 Juni 2014.

"Selain Kementerian Pertanian, Kementerian ESDM juga harus dipimpin oleh orang yang memiliki leadership yang kuat. Karena di situ ada banyak mafia." kata Joko Widodo di Pasar Notoharjo, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (26 Juli 2014).

  

TESTIMONI

"Jokowi memang bagus menjadi Presiden. Saya doakan semoga terkabul keinginannya." ~Ridwan Kamil

"Tidak banyak yang tahu kan kalau sebenarnya Jokowi itu lebih tegas dan keras daripada saya. Dia kelihatan lembut di luar karena orang Jawa. Saya kalau lagi diskusi sama dia tegas banget." ~Basuki Tjahaja Purnama

"Jokowi adalah bagian dari sedikit pemimpin yang ingin membersihkan dan memperbaiki keadaan. Yang sedikit ini menginspirasi saya. Menawarkan diri ingin membersihkan dan memperbaiki keadaan. Fenomena Jokowi juga menunjukkan bahwa tanpa modal yang kuat, juga bisa." ~Mahfud MD

"Pilihlah pemimpin yang bertindak dengan hati nurani bukan untuk kepentingan pribadi." ~Anies Baswedan

"Jokowi adalah arus besar kecintaan rakyat, dia tidak bisa dibendung adalah realitas politik saat ini." ~Dahlan Iskan

"Saya ingin tunjukan ke dunia bahwa Indonesia masih memiliki orang baik seperti Pak Jokowi.” ~Iwan Fals

"Kalau mencalonkan diri, kita siap mendukung. Pak Jokowi layak didukung." ~Yenny Wahid usai istri (alm.) Abdurrahman Wahid memakaikan peci (alm.) suaminya kepada Joko Widodo

"Bagi kita, rakyat itu yang utama, rakyat umum yang mempunyai kedaulatan dan kekuasaan (souvereiniteit), karena rakyat itu jantung hati bangsa, dan rakyat itulah yang menjadi ukuran tinggi rendah derajat kita. Dengan rakyat kita akan naik dan dengan rakyat pula kita akan turun. Hidup atau matinya Indonesia Merdeka, semuanya itu bergantung kepada semangat rakyat. Penganjur-penganjur dan golongan kaum terpelajar baru berarti kalau di belakangnya ada rakyat yang sadar dan insyaf akan kedaulatan dirinya.” ~Drs. Mohammad Hatta dalam majalah "Daulat Ra'jat" tanggal 20 September 1931-ejaan disesuaikan dengan EYD

"Firman Tuhan inilah gitaku, Firman Tuhan inilah harus menjadi gitamu pula: "Innallaaha laa yughayyiru maa biqawmin, hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim" Tuhan tidak mengubah nasibnya sesuatu bangsa, sebelum bangsa itu mengubah nasibnya." ~Ir. Soekarno (Bapak Pendiri Bangsa, Pemimpin Gerakan Non-Blok) pada Pidato HUT Proklamasi 17 Agustus 1964

"Ya Allah, janganlah mengangkat Penguasa kami orang yang tidak takut kepada-Mu dan tidak juga merahmati kami." ~M. Quraish Shihab

"Jangan pernah ada lagi penggunaan istilah perang suci, harb al-muqoddasah. Istilah perang suci itu adalah kesalahan sejarah." -KH Said Aqil Siroj (Ketua Umum PBNU)

BONUS SELINGAN

Apakah para pencinta selingan setanah air mau dikasih selingan lagi?

Pertama, tegakkan badan. Kedua, tarik napas secara mendalam. Ketiga, senyum…..Iya, senyum. Seriusan. Karena ketenangan dan senyuman akan menaikkan testosterone dan menurunkan cortisol yang baik untuk kesehatan dan kehidupan.

Oke kita balik lagi ke selingan ekonomi level SMP ya.

Anda masih ingat polemik PP Mobil Murah yang ditandatangani SBY pada 23 Mei 2013?

Saat itu, Indonesia telah mulai merasakan twin deficit [defisit di APBN & defisit di transaksi berjalan (current account), sehingga nilai tukar Rupiah ke US$ sangat lemah dan rentan] dan pembenahan kemacetan Jakarta dan sekitarnya masih mengalami banyak sekali resistensi.

Ibarat azab kemurkaan Allah yang tidak ada hentinya, pelaku pasar dan industri selain otomotif dibuat makin gemetar dengan kabar bahwa besan Hatta Rajasa menandatangani PP Mobil Murah, sesuatu policy yang memicu meledaknya jumlah pos belanja negara sekali pakai habis/mengikat (subsidi) dan jumlah impor bahan baku otomotif dan BBM yang membuat nilai tukar makin runyam mencekam. Dalih yang digunakan besan Hatta Rajasa, Hatta Rajasa, dan Menperin MS Hidayat (kader Golkar) saat itu tak lain dan tak bukan adalah mobil murah adalah angkutan untuk pedesaan yang akan menggunakan Pertamax, dan, karena telah menyematkan embel-embel "ramah lingkungan" pada mobil pribadi, mobil murah harus mendapat penghapusan PPn-BM.

Nyatanya, statistik/fakta lebih berjaya daripada pidato yang berkontradiksi dengan perbuatan. Lantas, Pak Chatib Basri selaku Menteri Keuangan secara emosional menagih janji MS Hidayat. Namun, penagihan janji itu dijawab sendiri oleh suami Ani Yudhoyono secara tidak langsung dengan penunjukkan Muhammad Lutfi, Duta Besar Indonesia di Jepang (Dulu penyalur uang Tomy Winata Bank Artha Graha kepada Partai Demokrat), sebagai Menteri Perdagangan.

Keambrukan pengurusan ekonomi negara dan ketamakan kebijakan pro-mobil pribadi ternyata tak berhenti sampai di situ. Usai kader yang amat sangat dibanggakan Gerindra, Basuki Tjahaja Purnama, dan Dewan Transportasi Kota Jakarta diserang oleh Hatta Rajasa dan Jero Wacik (Sekretaris Jenderal Majelis Tinggi Partai Demokrat) ketika mengusulkan pencabutan subsidi BBM di DKI Jakarta untuk penguraian kemacetan dan pengalokasian dana yang lebih tepat sasaran; Joko Widodo yang merasa membanjirnya mobil murah membuat penguraian kemacetan makin berat malahan ditolak dalam pengajuan penghapusan bea impor untuk bus dan pemasangan pembatas jalan TransJakarta yang tangguh di jalan Thamrin-Sudirman dan Gatot Subroto-Tomang, dan diganjal dalam penerbitan PP Electronic Road Pricing.



*Selingan: Pada kuliah tamu di FEUI, salah satu direktur Salim/Liem Sioe Liong Group pernah menyarankan mahasiswa FEUI untuk mencari hubungan antara Penjualan 39,5% saham Astra International, Tbk. (perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia) milik Pemerintah ke C&C Mauritius (Jardine Cycle & Carriage) (Update: Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional saat itu, Syafruddin Temenggung, sudah ditetapkan sebagai tersangka), Kasus korupsi IT KPU tahun 2004 yang dimenangkan oleh Astra Graphia (Integrasi Teknologi), Keputusan SBY untuk mengubah tradisi merk mobil Kabinet dari Volvo (Swedia) ke Toyota (Jepang) yang dipegang oleh Astra International, Tbk.  (milik Jardine International UK HK SG), Pemberian jabatan Ketua Umum Partai Demokrat dan Ketua Divisi Komunikasi Politik/Wasekjen Partai Demokrat masing-masing kepada Anas Urbaningrum (satu dari sebelas Anggota KPU tahun 2001-2005) dan Andi Nurpati (satu dari delapan Anggota KPU tahun 2007-2010), dan Sinkronisasi kebijakan pemerintah dengan peluang Astra International, Tbk.

*Selingan: Presiden Direktur Astra Daihatsu Motor, Sudirman, dengan bangga mengklaim bahwa 65-70 persen konsumen Ayla berada di wilayah Jabodetabek.

*Selingan: Berbagai direktur institusi internasional seperti Asian Development Bank dan World Bank; berbagai Chief Economist bank-bank terbesar di dunia seperti Citibank dan HSBC; dan berbagai Chief Economist bank-bank terbesar di regional seperti BII Maybank yang diundang ke FEUI pada acara Economix menuturkan bahwa kebijakan Mobil Murah merupakan a misguided policy, usai mereka memastikan tidak ada wartawan/jurnalis yang hadir. Lebih jauh, mereka mengatakan sebaiknya masyarakat awam melakukan pengukuran dampak policy pemerintahan negara-negara maju yang pro-transportasi publik dan dampak policy pemerintah Indonesia yang pro-mobil pribadi.

*Selingan: Walaupun digunakan oleh hampir seluruh rakyat menengah ke bawah, transportasi darat publik di Indonesia hanya diberi 3% dari total subsidi BBM, sementara mobil pribadi menikmati porsi terbesar yakni 49% dari total subsidi BBM.

*Selingan: Karena 68,3% rumah tangga golongan bawah tidak memiliki kendaraan, 93% subsidi BBM dinikmati oleh rumah tangga golongan atas dan rumah tangga golongan menengah.  Atau dengan kata lain, rumah tangga golongan bawah cuma diberi 7% dari total subsidi BBM, sedangkan rumah tangga golongan menengah kecipratan 30% dari total subsidi BBM dan rumah tangga golongan atas, dengan senang hati dan riang gembira, mengeruk 63% dari total subsidi BBM.

*Selingan: Jumlah penduduk Indonesia yang berpenghasilan di bawah US$ 2 per hari (atau dapat dikategorikan Bank Dunia sebagai "miskin") berjumlah 103 juta penduduk.

*Selingan: Rumah tangga miskin hanya mengeluarkan 7% dari total pengeluarannya untuk transportasi, sementara yang terbesar bagi rumah tangga miskin (65% dari total pengeluaran) adalah makanan.

*Solusi Tidak Berbohong ("Tepat Sasaran"): Usai momentum konversi minyak ke gas dimanfaatkan; standar ketepatan waktu, kenyamanan, dan keamanan transportasi publik ditingkatkan; kelangkaan penyelidik dan penyidik di KPK ditangani; pelayan publik (khususnya TNI, Polri, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian ESDM, Ditjen Pajak, dan Kementerian Pendidikan) direstrukturisasi dan hanya diisi oleh insan-insan yang berkualitas, memuaskan, dan jujur; manajemen pengawasan (monitoring) dan pengendalian (controlling) secara tegas mengacu pada best practice; dan angka ketergantungan impor hortikultura (khususnya kedelai) dan sapi ditekan tanpa dimanipulasi; rumah tangga miskin dan rumah tangga rentan diberi BLT, Raskin, Jamkesmas, BSM Pendidikan, PNPM, dan KUR agar tak hanya mampu catch-up dengan kenaikan harga, tetapi juga melampaui daya beli sebelumnya (/kuantitas barang yang didapat menjadi lebih banyak.)

*Sambil Menyelam Minum Air: Tak hanya transportasi publik dan kesenjangan pendapatan yang terbenahi, infrastruktur (/belanja negara produktif) Indonesia yang saat ini di bawah Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam (atau berada pada peringkat keenam di ASEAN) pun mendapat pendanaan dan pembangunan yang serius sehingga biaya logistik dan transportasi menurun (/deflasi, barang lebih murah) dan, sesuai visi-misi Joko Widodo-Jusuf Kalla yang berorientasi pada Pembangunan Manusia, lima tantangan bangsa di bawah ini didanai dan diselesaikan:

1. Kesehatan dan Pendidikan Dasar Indonesia yang di bawah Singapura, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam (atau berada pada peringkat kelima di ASEAN);

2. Kemampuan membaca, matematika, dan sains Indonesia yang terendah di antara 40 negara paling berpengaruh di dunia;

3. Pendidikan Menengah, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Tinggi Indonesia yang di bawah Singapura, Brunei Darussalam, dan Malaysia (atau berada pada peringkat keempat di ASEAN);

4. Persentase undangan untuk Jabodetabek, keluarga militer, polisi, kemendiknas, dan politikus yang secara jelas membesar dan transparansi jalur undangan yang secara drastis memburuk semenjak periode terakhir dinasti transaksional. Hal ini berhasil mewujudkan terkuburnya UI, UGM, ITB, Unair, IPB, Unibraw, dan ITS di dasar pentas persaingan global.

5. Rata-rata pengangguran muda Indonesia yang saat ini sudah 5 kali lebih tinggi daripada rata-rata pengangguran nasional (FYI, rata-rata pengangguran muda Indonesia juga merupakan yang tertinggi di Asia Pasifik.) Hal ini terjadi karena kurikulum dan mata ajar tidak disesuaikan dengan permintaan pemberi kerja (demand-driven curriculum) dan best practice.

*Selingan: Tidak hanya aspek operasional dan outputnya yang mengecewakan, aspek finansialnya juga sangat membuat geram. Kendati anggaran pendidikan kita tiap tahun sekurang-kurangnya 20% dari APBN dan Kementerian Pendidikan diisi oleh guru-guru/pendidik/suri teladan character building, Kementerian Pendidikan mendapat opini terburuk BPK yakni TMP (/Tidak Memberikan Pendapat) pada tahun 2010 dan 2011 dan opini WDP (/Wajar Dengan Pengecualian) pada tahun 2009 dan 2012.



Mantap tidak selingannya? All praise is to Allah.

LAMPIRAN 1: PROYEKSI REALISTIS

Kubu Menantu Soeharto "Sang Pembunuh Massal" dan Besan Ani Yudhoyono "Sang Mafia Perminyakan"

#Pembodoh #AzabMenanti #HarusMohonPengampunan

Kubu Pencipta Perdamaian dan Terobosan dengan Dialog yang Memanusiakan Manusia



Ketua Umum MUI dan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof. Dr. KH. Din Syamsuddin, M.A., Prof. Dr. H. Ahmad Syafi'i Ma'arif, Prof. Drs. H. A. Malik Fadjar, M.Sc., Prof. Dr. H. Syafiq A. Mughni, Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, Prof. Dr. Bambang Setiaji, Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, M.A., Dr. Alwi Abdurrahman Shihab, Ketua PBNU KH. M. Imam Aziz, Ketua KBNU Sultonul Huda, Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, Ketua GP Ansor Nusron Wahid (caleg Golkar dengan perolehan suara tertinggi [234.021 suara], calon pimpinan DPR RI), Ketua Umum PBNU 1999-2010 KH. Ahmad Hasyim Muzadi, Ketua PB HMI 2009-2011 M. Chozin Amirullah, Savic Ali, Akhmad Sahal, Nono A. Makarim (Komite Etik KPK), Teten Masduki, Todung Mulya Lubis, Anies Baswedan, Dahlan Iskan, Ir. Tri Rismaharini, M.T., Billy Boen, Andy F. Noya, Ketua Dewan Guru Besar FEUI Prof. Prijono Tjiptoherijanto, Ph.D (pakar Ekonomi Demografi/Kependudukan), Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gajah Mada Prof. Wihana Kirana Jaya, M.Soc.Sc., Ph.D, Onno W Purbo, Tita Larasati (Dosen ITB), Deni Rodendo (Alumni ITB), Goenawan Mohamad (Pendiri PAN, Jurnalis), Faisal Basri (Pendiri PAN, Ekonom), Abdillah Toha (Pendiri PAN, Komisaris Penerbit Mizan), Fadjroel Rachman, Adian Napitupulu, Wanda Hamida, Ulin Yusron, Arief Budiman (kakak Alm. Soe Hok Gie, pemimpin Gerakan Golput di era Orde Baru), Poltak Hotradero (Kepala Divisi Riset Bursa Efek Indonesia), Ari Perdana, Haryo Aswicahyono, Arianto Patunru, Guru Besar Akuntansi UI Wahjudi Prakarsa, Guru Besar Ekonomi UGM Tony Prasetiantono, Mardi Wu, Yoris Sebastian, René Suhardono, Indra Jaya Piliang (Ketua Balitbang DPP Partai Golkar dan Ketua Departemen Kajian dan Kebijakan Partai Golkar), Rudi Valinka (Auditor Forensik), Ricky Setiawan (Wikipedia Admin), Enda Nasution, Wicaksono (@ndorokakung), Henry Manampiring (@newsplatter), Ainun Chomsun (@pasarsapi), Agung Mahardilan (@AgungMahardilan), Rama J Baskoro (@supermomo), Faizal Iskandar (@monstreza), Alexander Thian (@aMrazing), Satria Ramadhan (@satriaoo), Intan Anggita (@BadutRomantis), Paramita Mohamad (@sillysampi), Gabriel Montadaro, Shafiq Pontoh, Adi S. Noegroho (@sheque), Satrio Utomo, Ario Pratomo, Dolly Lesmana, Ricky Setiawan, Doni Priliandi, Dondi Hananto, Nukman Luthfie, Yunarto Wijaya, Yopie Suryadi, Yan Hendry Jauwena, Bunga Mega, Riana Bismarak, Vanya Sunanto, Pramudya Oktavinanda, Wimar Witoelar (Kolumnis), Lin Chi Wei (Kata Data), Arsendo Atmowiloto (Wartawan), Yenni Kwok, Danny Wirianto, Adib Hidayat, Lisa Luhur, Aulia Masna, Didi Nugrahadi, Karaniya Dharmasaputra, Abi Hasantoso, Iwan Piliang, Coen Husain Pontoh (Editor IndoPROGRESS), Metta Dharmasaputra (Penulis "Saksi Kunci"), Wishnutama (CEO PT Net Mediatama), Mira Lesmana, Riri Riza, Nia Dinata, Rayya Makarim, Joko Anwar, Slamet Rahardjo Djarot, Eros Djarot, Hanung Bramantyo, Denis Adhiswara, Jay Subiakto, Jajang C. Noer, Nazyra C. Noer, Edward Suhadi, Iman Brotoseno, Monty Tiwa, Darwis Triyadi, Arbain Rambey, Ayu Utami, Leila S. Chudori, Djenar Maesa Ayu, Alanda Kariza, Marina Silvia, Avianti Armand, Ben Sohib, Zen Hae, Adjie Silarus, Putu Aditya Nugraha, Agus Noor, Iksaka Banu, Yan Widjaya, Kurnia Effendi, Amin Kamil, Prita Laura, Olga Lidya, Butet Kartaredjasa, Happy Salma, Sarah Sechan, VJ Cathy Sharon, Artasya Sudirman, Sandrina Malakiano, Imam Darto, Charles Bonar Sirait, Nico Siahaan, Darius Sinathriya, Valentino Jebret, Caesar Gunawan, Indra Bekti, Gofar Hilman, Sys NS, Boy William, Indra Birowo, Desta, Ananda Omesh, Sasha Stevenson, Arie Keriting, Ge Pamungkas, Andovi da Lopez, Jovial da Lopez, Cak Lontong, Muhadkly Acho, Jhody Bejo, Eddi Brokoli, Dedi Gumelar “Mi’ing”, Genrifinadi Pamungkas, Andi Wijaya, Dimas Yudhistira, Danny Jayawardhana, Krisnanjaya Harefa, Boris T Manullang, Mohamad Ali Sidik Zamzami, Mongol Stres, Bene Dion Rajagukguk, Kemal Pahlevi, David Nurbianto, Soleh Solihun, Ernest Prakasa, dan Pandji Pragiwaksono.

Slank, Erwin Gutawa, Addie MS, Trio Lestari (Glenn Fredly, Tompi, Sandhy Sondoro), KLA Project, Oppie Andaresta, Once, JFlow, Barry Likumahuwa, Banyu Biru, Dewa Budjana, Gerald Situmorang, Mohammad Ridwan Hafiedz, Yeppy Romero, Setiawan Djody, Mario Marcella, Ian Antono, Robi Navicula, Andre Hehanusa, Titi "Film Jalanan", Giring Ganesha "Nidji", Adri Prakarsa "Nidji", Kikan Namara, Cokelat, Ho Katarsis, Edo Kondologit, Ivan Nestorman, Nina Tamam, Titiek Puspa, Yuni Shara, Krisdayanti, Gita Gutawa, Sherina Munaf, Tika Panggabean, Kartika Jahja, Dira Sugandi, Bonita Adi, Tata Tangga, Monita Tahalea, Sashi Gandarum, Lea Simanjuntak, Bernadeta Astari, Sari Simorangkir, Tina Toon, Melanie Ricardo, Sonia Eryka, Dewi Lestari, Afgan Syahreza, Yovie Widianto, Bams, Yukie PasBand, Aditya Anugrah, Aqi “Alexa”, Ronny Waluya, Joe Saint Loco, Indra Aziz, Ello, Michael IDOL, Judika IDOL, Delon IDOL, Melly Manuhutu, Anugrah Aditya, Sawarna "Warna", Kristina, Aura Kasih, Sruti Respati, Kadri Jimmo, Kahitna, 3 Composers, Yovie & Nuno, Kerispatih, Stereocase, Five Minutes, Wali, Lyla, Samsons, Tendostar, 5 Romeo, Superman is Dead, Soul ID, CJR, Cherrybelle, Hotma "Meng" Roni Simamora, Jalu Pratidina, Saykoji, Deejay Cream, Billy BeatBox, Yacko, Tabib Qiu, Lady Gan, Kill The DJ, Jogja Hip Hop Foundation, Dochi ‘Pee Wee Gaskins’, Pop the Disco, Homogenic, Widi ‘Vierratale’, Josaphat ‘Killing Me Inside’, Che Cupumanik, Ajul & Rekan, /rif, Roy Jeconiah, Ahmad Albar, Donny Fatah, Otong Koil, Willy "Sket", Well Willy, Krisna Sadrach, ARockGuns, Ananda Sukarlan, Irsa Destiwi, Indra Lesmana, Levi Gunardi, Doadibadai Hollo "Badai Kerispatih", Dameria Hutabarat, Adi Adrian, Reynold Silalahi, Dimas Pradipta, TP. Thomas, Nita Aartsen, Jordy Waelauruw, Ivan Saba, Marco Kusumawijaya (Arsitek), Amir Sidharta (Kurator Museum), Ong Harry Wahyu, Samuel Indratma (Community Visual Artist), Fiki Satari, Wahyu Aditya (Kartunis), Sweta Kartika, Beng Rahadian, Kemal Arsjad, Arief Widhiyasa (CEO Agate Studio-Indonesian Game Developer), Maudy Ayunda (mahasiswi Oxford University), Cinta Laura (asisten dosen di Columbia University), Chelsea Olivia, Marsha Timothy, Lala Timothy, Acha Septriasa, Vanessa Angel, Vino G Bastian, Ringgo Agus Rahman, Gading Marten, Ibnu Jamil, Richard Kevin, Ari Wibowo, Gusti Randa, Anwar Fuady, Chicco Jerikho Jarumillind, Joshua Suherman, Sunny Soon, Aron Ashab, Ricky Harun, Rieke Diah Pitaloka, Feby Febiola, Sophia Latjuba, Alice Norin, Putri Patricia, Prisia Nasution, Adinda Thomas, Arzetti Bilbina Huzaimi Setiawan, Nadine Alexandra Dewi Ames, Aline Adita, Melanie Subono, Erikar Lebang, Andreas Prasadja, Reza Gunawan, Nicky, Kemal Desmo Nasution, I Gede Siman Sudartawa, Richard Sambera, Chris John, Rudy Hartono, Taufik Hidayat, Joko Supriyanto, Rexy Mainaky, Ivana Lie, Susy Susanti, Gerak Cepat, Generasi Optimis, Yayasan Puteri Indonesia, HKTI, #99Movement (@PartaiSocmed) Leonardo Kamilius, Melanie Tedja, Niwa Dwitama, Ignasius Ryan Hasim, Iman Usman, dan kamu.

#PeopleGiveBack #SapuBersih #DiberkahiAllah

 

LAMPIRAN 2: KONFIRMASI STRATEGI JOKO WIDODO-JUSUF KALLA

The International Human Rights Rank Indicator

The Corruption Perceptions Index 2013

The 2014 World Press Freedom Index

The Internet Speed Index  (Solution) (Threat) (Benefits)

Income Inequality Index (GINI Index) (Explanation)

Gross National Income per Capita (Constant 2000 US$) (Japan, Australia, Singapore, Brunei, Korea, Malaysia, China, Thailand, Indonesia, the Phillipines, Vietnam, Lao PDR)

The Human Development Report 2013

OECD Factbook 2013

The Global Index of Cognitive Skills and Educational Attainment 2014

The SCImago Journal & Country Rank

The Times Higher Education World Reputation Rankings 2014

QS World University Rankings 2013/2014

The Global Competitiveness Index 2013-2014

The WJP Rule of Law Index 2014

The Ease of Doing Business Index 2013

#IndonesiaBaru #IndonesiaBersih #IndonesiaLepasLandas



 

Backup:

http://hambaallahyangsetia.blogspot.com/2014/06/keterkaitan-antara-militer-mafia.html (Mulai 8 Agustus 2014, Data-data akan Ditambah Mingguan)

Tabloid Al-Mihrab (Unduh)

Tabloid Obor Rahmatan Lil'Alamin (Unduh)

Tabloid Jokowi-JK (Unduh)

Tabloid Pelayan Rakyat (Unduh)

Tabloid Bejo (Unduh)

Surat Terbuka untuk Tasniem Fauzia oleh Dian Paramita (Baca)

Menggulung Lengan Baju Bersama Jokowi oleh Lilik HS, kawan karib Widji Thukul (Baca)

Penjelasan “Stockholm Syndrome” Korban Penculikan dan Kelunakan Wiranto oleh Prof. Dr. Hermawan Sulistyo, Ph.D, Peneliti LIPI dan Ketua Tim Gabungan Pencari Fakta Tanggal 13-15 Mei 1998 (Simak)

Alasan Allan Nairn Baru Membocorkan Wawancara Off-The-Record oleh Team Tempo (Baca)

Menguak Siapa Prabowo oleh Garuda Luka (Baca)

Jokowi atau Prabowo: Ketika Sentimen Agama Bertarung dengan Nalar oleh Maulana M. Syuhada, Alumni ITB (Baca)

Pilpres 2014 menurut Rob Allyn (Konsultan Prahara): Bisnis atau Kebenaran oleh Indonesia 2014 (Baca)

Ketika Kampanye Hitam Gagal Menghentikan Orang Baik oleh Maulana M. Syuhada, Alumni ITB (Baca)

Indonesia Menggugat Jilid II: Menjabarkan Pidato Boediono - Kwik Kian Gie, Alumni FEUI dan Menteri Koordinator bidang Perekonomian di zaman kyai haji yang gemar membaca (Baca)

Mengapa Jokowi? oleh Anies Baswedan (Simak)

 

AMANAH

Demi tumpah darah kita serta anak-cucu kita, mari kita bantu relawan Anies Baswedan-Dahlan Iskan-Joko Widodo-Tri Rismaharini-Billy Boen dalam menyebarluaskan tulisan ini, melaporkan tiap dugaan korupsi yang Anda ketahui kepada KPK, dan, sejalan dengan proses hukum kasus Bank Century dan gelombang Indonesia Baru Lahir-Batin, mengawasi pula gerak-gerik pengusung Revisi KUHP dan KUHAP, RUU Administrasi Pemerintahan, RUU Pilkada, dan UU MD3.

*Fakta: Menurut Risalah Rapat Panja RUU Pilkada tanggal 4-6 Februari 2014 yang diingat konstituen, PKS, Gerindra, PAN, Golkar, PPP, Demokrat, PDIP, PKB, dan Hanura mendukung Pilkada Langsung.

*Fakta: Menurut survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada 5-7 September 2014, 81,25% masyarakat menghendaki pilkada langsung dan usai pilpres, konsitituen Prahara pun lebih menyukai pilkada langsung daripada pilkada melalui DPRD. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut PKS 80,23%, Gerindra 82,55%, PAN 85,11%, PPP 76,66%, PBB 87,65%, Golkar 81,20%, dan Demokrat 80,77%.

*Fakta: Menurut KPK, anggota DPRD yang terlibat kasus korupsi berjumlah 3.600 orang.

*Fakta: Menurut Pusat Pelaporan dan Analisis Keuangan (PPATK) pada tahun 2013, 69,7 persen anggota legislatif terindikasi tindak pidana korupsi.

*Fakta: Menurut Bambang Widjojanto, Wakil Ketua KPK, pilkada melalui DPRD merupakan proses delegitimasi hak rakyat (political corruption) dan membuat korupsi anggota Dewan akan semakin sistematis (corruption by design).

*Fakta: Menurut survei Soegeng Sarjadi Syndicate (SSS), 62,4 persen masyarakat menganggap anggota DPR hanya mencari nafkah di Senayan dan hanya 29,1 persen yang menyatakan DPR tempat berkumpulnya wakil rakyat.

*Fakta: Menurut pernyataan Indonesia Corruption Watch (ICW), TI Indonesia, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), KPPOD, Puskapol UI, Perludem, Correct, JPPR, KIPP Jakarta, PSHK, Pattiro, Yappika, Populi Center, Kopel, dan IPC, mereka mendukung Pilkada Langsung, menganggap dalih biaya kampanye pilkada langsung high-cost merupakan ketidakbecusan partai itu sendiri, dan menyalahkan proses rekrutmen partai politik yang selama ini tidak berbasis kompetensi lah yang membuat biaya kampanye high-cost, bukan rakyat.

*Fakta: Menurut Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (LPEM FEUI) pada Maret 2014, rata-rata biaya kampanye caleg DPR adalah Rp1,18 miliar – Rp 4,6 miliar, sementara rata-rata biaya kampanye caleg DPRD adalah Rp 481 juta – Rp 1,55 miliar.

*Selingan: Sudah lebih dari tiga minggu terakhir kita disuguhi dengan berita anggota-anggota DPRD yang baru saja terpilih namun sudah menggadaikan SK Pengangkatannya. Oleh karena itu, izinkan kami membagi informasi mengenai tekanan untuk bertransaksi (pressure) dari gaji anggota DPRD per bulan dan pendapat dari pakar desentralisasi fiskal, Ibu Fauziah Zen.

*Selingan: Seakan tidak mau kalah aktif dengan kaum Adam, 141 organisasi perempuan yang tergabung dalam Jaringan Indonesia Beragam dan 116 organisasi yang tergabung dalam Koalisi Perempuan Indonesia  juga turun ke garda terdepan penolakan terhadap RUU Pilkada melalui DPRD.

 

BONUS DATA

Deutsche Bank - Oil & Gas for Beginners

UBS Investment Research - Introduction to the Oil Industry

Thomas O. Miesner, Martin S. Raymond & William L. Leffler - Oil & Gas in Nontechnical Language

OPEC - World Oil Outlook

Energy Information Administration - International Energy Statistics

BP - Statistical Review of World Energy

HSBC - Sector Structure in Oil & Gas

Vault, ShaleNET, Glassdoor, Qerja, Jobstreet, LinkedIn, JobsDB, & Hays - Qualifications, Salaries, and Vacancies

ITB Career Center, CDC UI, ECC UGM, CDC Unpad, & CDC BINUS - Vacancies

 

"Hidupmu indah bila kau tahu jalan mana yang benar. Harapan ada, Harapan ada bila kau mengerti." ~Salam Bagi Sahabat - Glenn Fredly

The Economist - Skills Shortages in Indonesia

World Bank - Trends in Demand, Gaps, and Supply of Indonesia's Labor Market

Boston Consulting Group - Growing Pains, Lasting Advantage: Tackling Indonesia's Talent Challenges

McKinsey & Company - Unleashing Indonesia's Potential

International Labour Organization - Labour and Social Trends in Indonesia

Business Monitor International (Fitch Group) - Quarterly Report: Industry Report & Forecasts Series

Tips - Sample of Resume (Curriculum Vitae)

Gene Zelazny - Say It with Chart

Direktorat Kemahasiswaan UI, Tim Beasiswa Keluarga Mahasiswa ITB, Beasiswa Dirmawa UGM, Scholarship & Career Center (SCC), Pejuang Beasiswa di Dalam & Luar Negeri untuk WNI, UI International Office, ITS International Office, BINUS International Office, Indonesia Mengglobal, InternID, Good Jobs ID, Kampus Update, & Young Leaders for Indonesia - Scholarships, Internships, and Competitions

Quora, TED Talks, Toastmasters Indonesia, Kelas Inspirasi, Akademi Berbagi, Indorelawan.org, Indo Runners, Bike to Work Indonesia, BLU TransJakarta, PT KAI Commuter Jabodetabek, Nebengers, Lewat Mana, TMC Polda Metro Jaya, dan PT Jasamarga - Equipments

BONUS SELINGAN (EXTENDED VERSION)

Apakah para pecinta selingan setanah air mau sedikit selingan tentang ketulusan PKS? Apa? Kurang kencang suaranya.!

Oke, cukup-cukup. Kami akan berikan sedikit selingan untuk Anda. Apakah Anda siap?

Selingan kita dimulai pada awal tahun 2013 saat BMKG dan KADIN memperingatkan PKS akan dua hal penting ini:

1. Maret-Agustus 2013 merupakan puncak kemarau basah yang akan mengakibatkan kegagalan panen Hortikultura yang sangat masif.

2. Populasi sapi jantan dewasa di Indonesia hanya 1,45 juta ekor dan sapi betina produktif (indukan) tidak boleh dipotong karena akan mengganggu keberlanjutan produksi dan populasi sapi lokal.

 

Namun rupa-rupanya, hal ini malah dimanfaatkan dengan kejam oleh PKS untuk mengumpulkan pundi-pundi kampanye Pileg dan Pilpres 2014 dengan mengeluarkan larangan impor hortikultura dan sapi. (Suatu larangan yang segera direspon dengan pengurangan jumlah produksi oleh negara-negara penghasil hortikultura dan sapi untuk mencegah kemubaziran.)

 

Hal yang dinanti-nantikan PKS pun datang. Terjadi kegagalan panen hortikultura yang sangat masif di Indonesia dan kepunahan supply sapi Indonesia karena pemotongan sapi betina produktif untuk memenuhi permintaan masyarakat. Akibatnya, belum memasuki bulan suci Ramadhan 2013 saja, harga hortikultura dan harga sapi sudah mencekik masyarakat Indonesia.

 

Usai ada lonjakan harga dari tingginya demand dalam negeri (demand-pull inflation) dan dari tingginya biaya pemroduksian mendadak (cost-push inflation), dengan senyum yang amat sangat sumringah seperti habis berpoligami tanpa izin istri pertama PKS mengimpor hortikultura dan sapi dengan besar-besar.

 

Jadi jangan lagi Anda heran. Atas rent-seeking tanpa rasa belaskasihan pada kegetiran hidup dan tanpa rasa takut akan bulan suci Ramadhan, KPK menangkap mafia pangan 12 triliun rupiah berpencitraan wahabi (/ahistoris, narsis, dan ingin hidup sendiri, seperti Walikota Depok.) 

*Selingan: Menurut UNICEF, sekitar 40% balita Indonesia menderita gizi buruk/malnutrisi. Hal ini tentu saja mengerikan karena 95 persen pertumbuhan otak dan kognitif berada pada masa ini. Tak heran, jika malnutrisi ini menyebabkan Indonesia kehilangan 62 triliun rupiah per tahun dalam produktivitas yang hilang melalui kepandaian yang buruk dan kemampuan fisik yang kurang.

*Selingan: Menurut Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, pelaku korupsi atas penanggulangan keadaan bahaya dapat dijatuhi hukuman mati.

*Selingan: Menurut Surat Keputusan Pimpinan Pusat (SKPP) Muhammadiyah Nomor: 149/Kep/I.0/B/2006, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah partai politik yang memanfaatkan Muhammadiyah demi kekuasaan politik. Karena itu, SKPP menyerukan para anggota dan pimpinan Muhammadiyah agar membebaskan diri dari misi dan tujuan PKS.

*Kabar belum terkonfirmasi: Kepercayaan bahwa "Cinta Otoriter Lebih Baik Daripada Cinta Allah" telah sukses dilambungkan Nur Mahmudi Ismail (Presiden PKS 1998-2000, Walikota Depok), Tifatul Sembiring (Presiden PKS 2005-2010, Menteri Komunikasi dan Informatika), Luthfi Hasan Ishaaq (Presiden PKS 2009-2014, Terpidana 18 Tahun Penjara), Ridwan Hakim (Putra Ketua Dewan Syuro PKS, Hilmi Aminuddin), Hidayat Nur Wahid (Presiden PKS 2000-2004), dan Ahmad Fathanah (Terpidana 16 Tahun Penjara).

Senang dengan selingan di atas? All praise is to Allah.

Untuk menutup artikel ini, perkenankanlah Team Hamba Allah menyampaikan harapan kami. Kami mengharapkan Anda selalu setia pada segala perintah Allah, melaporkan tiap dugaan korupsi yang Anda ketahui kepada KPK, dan meningkatkan pengetahuan Anda agar Indonesia tidak tenggelam di ASEAN Economic Community, terhindar dari malapetaka demografi, dan masuk surga dengan mudah.

TRIBUTE (PENGHORMATAN)

Tulisan ini didedikasikan untuk (alm.) Kapolri Hoegeng Imam Santoso dan (alm.) Dokter Forensik dr. Abdul Mun'im Idries, Sp.F. 

“Innallaaha laa yughayyiru maa biqawmin, hattaa yughayyiruu maa bi-anfusihim”

Selamat menjalankan misi yang Allah beri.

BERITA TERKAIT
TERKINI
NASIONAL | 15:01
Selamatkan Naskah Kuno Nusantara
DIAN BASUKI
MUSIK | 00:13
Merekam Lagu Dari Radio, Itu Keren Banget!
TOPIK  IRAWAN
PROSA | 13:29
Resensi Buku 'Beranda Rasa' Karya Tjiptadinata Effendi
THAMRIN DAHLAN
SAINS | 10:31
Tidakkah Oksigen itu Ajaib?
DIAN BASUKI
NUSA | 20:53
Penutupan MTQ Tanjab Barat, Wagub Pukul Bedug
DJOHAN
TERPOPULER
1
Anton Medan Sesalkan Sikap FPI Soal Ahok
MASKUSDIONO
2
Hati-hati 'Perangkap Seks' Intel Rusia dan Cina
ABDUL  MANAN
3
Politisi PDIP Kritik Jokowi Soal Kenaikan BBM
MASKUSDIONO
4
Apapun yang Kamu Kerjakan, Lakukanlah dengan Hati
DIAN BASUKI
5
Inikah 'Mafia Migas' di Belakang Rencana Kenaikan Harga BBM?

HOME NEWS SAINS & SPORTS HIBURAN KREATIF PILIHAN EDITOR INFO WARGA KIRIM INFO

COPYRIGHT © 2013 TEMPO.CO

Rabu, 22 Oktober 2014

JAGONGAN MEDIA RAKYAT

Press Release Jagongan Media Rakyat 2014
Omah Kendeng:  Jejaring Media Warga Menyelamatan Kendeng Utara

Penetrasi media sosial begitu tinggi di Indonesia. Setelah gonjang-ganjing Research In Motion (RIM) beberapa tahun yang lalu, giliran perusahaan besar dalam social media, Twitter dan Facebook, mengunjungi Indonesia dengan tawaran yang lebih serius. Twitter memandang perlu membuka perwakilannya di negara tercerewet nomor empat di dunia dalam penggunaan twitter ini. Sebagai negara dengan pengguna facebook yang cukup tinggi, tak heran jika Mark Zuckerberg mendatangi Indonesia untuk membuka kemungkinan investasi lebih besar di Indonesia. Tak hanya pada hitung-hitungan bisnis, penggunaan media sosial juga terus berkembang untuk berbagai tujuan. Selain untuk kegiatan hiburan dan pendidikan, media sosial juga digunakan untuk kepentingan perjuangan warga mengenai berbagai isu, salah satunya adalah kasus rencana pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara.

Kasus Prita Mulyasari dan penyelamatan KPK dalam kasus “cicak vs buaya" menunjukkan bagaimana kasus-kasus ini menjadi perhatian publik ketika ramai diperbincangkan di media sosial. Media massa yang semula tak begitu perhatian pun menjadi tertarik untuk mengangkatnya dengan menjadikan keriuhan di dunia social media sebagai rujukan. Penggunaan social media di kehidupan masyarakat urban tidak lah terlalu mengeherankan karena sebagian besar mereka telah melek informasi dan akrab dengan perangkat media terbaru . Namun bagaimana sosial media berperan dalam kehidupan masyarakat di daerah pedesaan?

Facebook sudah menjadi bagian keseharian dari remaja pedesaan kebanyakan. Murahnya perangkat smartphone dan meluasnya jaringan internet menjadi dua hal yang menyebabkan pesatnya perkembangan penggunaan internet da sosial media di pedesaan, terutama di Jawa dan Sumatra. Medium baru ini membuat akses informasi menjadi lebih mudah. Begitu pula saat harus menyebarkannya kembali, cukup dengan sekali “klik” di tombol “bagikan”. Fenomena ini membuat peta aktor dalam konsolidasi pengetahuan di masyarakat pedesaan berubah. Bahwa mereka yang memiliki pengetahuan lebih banyak tidak melulu berasal dari kategori dewasa tapi bisa jadi remaja yang memiliki refensi informasi yang lebih beragam.

Ide tentang kemajuan yang dibawa oleh industrialisasi pertambangan tidak lagi menjadi konsep kemajuan yang ideal. Keselamatan anak cucu dan perlindungan alam menjadi dasar mereka menolak rencana penambangan ini. Kesadaran ini dihasilkan dari proses refleksi pengetahuan alternatif yang didapatkan oleh warga, baik dari pengalaman keseharian maupun dengan mengkonsumsi media.

Kesadaran yang terus berubah akibat konsumsi media menjadi kalimat yang menggambarkan apa yang terjadi pada masyarakat Pegunungan Kendeng Utara. Jejaring informasi yang didapatkan dari media sosial menjadi materi untuk membentuk kesadaran baru yang berbeda dan lebih berani. Berbagai contoh kerusakan alam akibat pertambangan di daerah lain mereka dapatkan dari media alternatif karena sangat jarang media-media besar mengabarkannya. Menariknya, informasi alternatif ini tidak hanya berujung pada penyataan positioning terhadap kasus rencana penambangan di Kendeng Utara tetapi berlanjut pada aksi nyata di luar konteks aktivisme media.

Selain melakukan aksi massa, warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng Utara juga melakukan pemetaan partisipatif mengenai potensi goa dan mata air yang ada di wilayahnya. Ini dilakukan untuk membantah temuan akademisi yang bekerja dalam penyusunan Analisis Menegenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Hasilnya, seperti yang ditemukan di Rembang dan Pati, banyak mata air, goa dan ponor yang tidak dimasukkan dalam dokumen AMDAL. Keilmiahan kajian AMDAL pun menjadi pertanyaan.

Pengalaman mengkonsumsi dan memproduksi media alternatif oleh warga yang sedang menghadapi konflik sumber daya alam inilah yang ingin dibagikan ke banyak komunitas. Keikutsertaan Omah Kendeng yang didukung oleh Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng dan Desantara Foundation dalam Jagongan Media Rakyat 2014 menjadi bagian dari agenda besar mempertemukan berbagai komunitas yang sedang mencoba mencari konsep pembangunan alternatif yang tidak harus merusak alam. Dalam kegiatan ini diharapkan publik dapat mengetahui duduk persoalan dan bergerak bersama menyelamatkan Pegunungan Kendeng Utara.
Yogyakarta, 23 Oktober 2014

Jumat, 17 Oktober 2014

PETA YANG AKAN HILANG (REMBANG)

berikut adalah peta rencana penambangan pabrik semen indonesia di rembang,
Dimana dulunya kawasan ini adalah kawasan pertanian dan cekungan air tanah watu putih,
Jika benar pabrik semen jadi berdiri di rembang maka lahan pertanian akan menjadi sempit, tentunya akan berpengruh pada ketahanan pangan indonesia, di samping itu cekungan tanah air putih di kelilingi sumber mata air, goa, pertanian yang di manfaatkan penduduk untuk keberlangsungan kehidupan

PETA YANG AKAN HILANG

berikut adalah peta rencana penambangan pabrik semen di kabupaten pati,
Jika benar terjadi adanya pendirian pabrik semen maka beberapa hektar lahan di pegunungan kendeng utara yang dulunya sebagai pertanian akan hilang, dan ini akan berpengaruh besar pada ketahanan pangan indonesia !!!

INDONESIA SPELEOLOGI GATHERING 2014

Bicara kars adalah bicara kendeng,
Masyrakat pegunungan kendeng melakukan belajar bersama kawan2 speleologi kars untuk indonesia

RITUAL KENDENG

Desa bedingen kecamatan todanan kabupaten blora
Ritual pernikahan ini di lakukan sesepuh desa (mbah rasmi)
Biasanya ritual ini di lakukan waktu mau ada upacara adat pernikahan,
Supaya jalanya acara bisa baik,
Maka warga desa bedingen ini percaya harus melakukan ritual adat turun temurun yang sudah di lakukan nenek moyang nya terdahulu,
Adapun perlengkapan ritual ini adalah, jerami,telur jawa, menyan,kembang tiga jenis, jerami,pisang daun jati dan sebagai pelaku ritual melakukan doa dg mantra2 turunan,

BERITA TERKAIT KENDENG

Berita prtwmuan ganjar dgn komnasham: http://semarang.solopos.com/2014/10/15/pembangunan-pabrik-semen-pemprov-jateng-diminta-petakan-kawasan-karst-544600

Minggu, 12 Oktober 2014

Ritual adat masyrakat pegunungan kendeng

30 september 2014,
Kondangan adalah ritual adat masyarakat jawa,
Banyak pakem untuk melestarikan adat istiadat masyarakat pegunungan kendeng,
Salah satuny adalah kondangan,
Kondangan untuk pernikahan, kondangan untuk panen maupun tanam,
Kondangan untuk sedekah bumi,
Kondangan untuk rasa syukur dan masih banyak lainya,
Foto di bawah ini adalah kondangan untuk acara pernikahan,
Kondangan ini di laksanakan waktu fajar menjelang acara ngantenan atau pernikahan di mulai, supaya kelurga yang punya hajad dijauhkan dari marabahaya,
Biasanya kondangan ini di lakukan oleh moden dan warga sekitar tempat yang punya hajad,

Senin, 29 September 2014

REMBUG KETAHANAN PANGAN ALA PETANI KENDENG

“Pembangunan yang harus memperbesar resiko bencana”, mungkin istilah yang tepat untuk menggambarkan bagaimana konsep pembangunan saat ini hanya berorientasi pada akumulasi kapital dan jaminan keamanan modal. Kasus rencana pembangunan pabrik semen di pegunungan Kendeng Utara menunjukkan bagaimana kuatnya keinginan investor tambang untuk sesegera mungkin mengamankan wilayah potensi tambang untuk cadangan kebutuhan produksi. Rencana besar pembangunan yang dikerangkai dalam Master Plant Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) menjadi rantai panjang lahirnya industri pertambangan baru di Jawa, pulau dengan penduduk terpadat di Indonesia. Potensi krisis ekologis dalam konsep pembangunan, tak mampu dibendung oleh regulasi yang dikeluarkan oleh Negara seperti UU Rencana Tata Ruang dan UU Lingkungan Hidup. Dengan dalil menaikkan Pendapatan Asli Daerah dan pemerataan pembangunan, wilayah-wilayah yang sebelumnya diperuntukkan sebagai kawasan konsevasi dan pertanian, diubah oleh pemerintah daerah menjadi kawasan pertambangan. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati menunjukkan bagaimana perubahan ini dijalankan tanpa melalui mekanisme dialog dan kajian ilmiah yang dapat dipertanggunjawabkan. Ide kemajuan yang dapat dicapai dalam waktu singkat dengan mendirikan sebanyak mungkin proyek mercu suar industri ekstratif menjadi pola yang umum dikembangkan oleh banyak pemerintah daerah. Tercatat 8 pabrik semen yang merencanakan mendirikan pabrik di wilayah Jawa Tengah, hal yang ironis bagi daerah yang dikenal sebagai lumbung pangan Nusantara. Harapan akan sebuah tatanan pembangunan yang lebih manusiawi datang seiring lahirnya sikap kritis warga yang akan menjadi korban proyek pembangunan pabrik semen di Pegunungan Kendeng Utara.

Sejak dibentuk pada tahun 2008 di Pati, Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JM-PPK) terus melakukan rangkaian kegiatan untuk menolak kehadiran pabrik semen di wilayahnya. Tak terhitung aksi masa dan audensi yang dijalanan untuk mendesak pejabat publik untuk berpihak kepada kepentingan alam dan petani. Juga berbagai jalur media yang digunakan untuk menyuarakan bahwa kelestarian alam akan lebih menguntungkan untuk pembangunan jangka panjang sebuah daerah. Namun, lagi-lagi usaha ini dimentahkan oleh kepentingan jangka pendek elite politik. Mengetahui bahwa ide pembangunan yang dijalankan selama ini adalah pembangunan yang hanya mengejar akumulasi modal tanpa memperhatikan keselamatan alam dalam jangka panjang.

JM-PPK bersama akademisi dan pegiat lingkungan membentuk forum tata ruang yang akan merumuskan blue print pembangunan alternatif kawasan Kendeng Utara. Dalam beberapa pertemuan yang berlangsung pada tahun 2012, forum ini telah merintis roadmap untuk memberikan sebuah tawaran kepada pemerintah propinsi Jawa Tengah tentang bagaimana pengelolaan sumber daya alam harus dijalankan tanpa harus mengorbankan kepentingan alam. Sudah saatnya keterpinggiran kaum tani sebagai bagian penting dari berdirinya republik ini harus diakhiri. Menuju sebuah tatanan pembangunan yang lebih berorientasi pada rasa keadilan, melestarikan alam dan kemanusiaan. Model-model pembangunan yang mengedepankan industri yang memakan korban kelestarian alam harus dihindari dengan mengedepankan konsep pembangunan yang lebih berperspektif lingkungan. Untuk itu dalam pertemuan “Rembug Kendeng untuk Indonesia #1” ini akan dibahas strategi mengenai gerakan penyelamatan Kendeng Utara ke depan dengan melibatkan berbagai potensi jaringan yang selama ini terlibat demi kedaulatan pangan Nusantara.

Rembug Kendeng sedianya akan dilaksanakan pada Jumat, 3 Oktober 2014 di Omah Sonokeling, Desa Gadudero, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati (sebelah timur SPBU Sukolilo). Narasumber yang akan hadir diantaranya Amrih Widodo, Eko Teguh Paripurno, Sunu Widjanarko, Soeryo Adi Wibowo, Sudharto P. Hadi, Eko Haryono, Daniel D. Kameo, Bondan Gunawan, Hendro Sangkoyo, Subarkah, dll.

JADWAL
REMBUG KENDENG UNTUK INDONESIA: MENJAGA KEDAULATAN PANGAN NUSANTARA

Tanggal
Jam
Acara
3 Oktober 2014 09.30 – 10.00 Pembukaan (Gunretno )
10.00 – 11.30 Sarasehan Budaya I.

Peran penting kearifan lokal untuk Indonesia (Amrih Widodo)

Pembangunan yang membawa bencana (Eko Teguh Paripurno)

Perubahan KBAK Sukolilo dan CAT Rembang. (Sunu Widjanarko)
12.00 – 13.00 Ishoma
13.00 – 14.30 Sarasehan Budaya II

Tanggapan AMDAL pabrik semen Pati dan Rembang (Soeryo Adi Wibowo)

Tata Ruang Wilayah sebagai pendukung kedaulatan pangan Nusantara (Sudharto P. Hadi)

Konservasi gua, air, dan lahan untuk kedaulatan pangan Nusantara. ( Eko Haryono)

Pembangunan ekonomi Jateng berdasarkan Hasil Riset Daerah (Daniel D. Kameo)
14.30 – 17.00 Sarasehan Budaya III

Pentingnya Kendeng untuk kedaulatan Nusantara (Bondan Gunawan)

Pembangunan Ekonomi Global (Hendro Sangkoyo)

Fungsi Pegunungan Kendeng ( Subarkah )

Sosial budaya (Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat )

Paparan bersama hasil sarasehan budaya

Pentas Sahita
17.00 - 19.00 Ishoma
19.00 – 20.30 Brokohan gunung:

Lamporan Petani Pegunungan Kendeng

Padhepokan Lemah Putih Karanganyar

Teater Ruang
20.00 – selesai Diskusi Umum (Bondan Gunawan)
Sekretariat: Omah Kendeng, Dk. Ledok. Ds. Sukolilo, Kec. Sukolilo. Alamat surel: jm_ppk@yahoo.com